KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Saat ini gas bumi digadang-gadang menjadi energi yang akan menjembatani program transisi energi di Indonesia. Adapun pemanfaatan gas tentu harus didukung dengan infrastruktur yang mumpuni agar bisa terdistribusi dengan merata. Namun karena Indonesia merupakan negara kepulauan, pengembangan infrastruktur gas baik itu pipa dan non pipa masih menghadapi banyak tantangan. Chairman Indonesia Gas Society, Aris Mulay Azof menjelaskan kondisi geografis Indonesia berdampak pada terbatasnya infrastruktur jaringan gas, terkhusus investasi infrastruktur non-pipa yang memerlukan investasi lebih besar dan risiko lebih besar, dibandingkan infrastruktur pipa gas. “Masalah geografis merupakan hal yang sangat penting di Indonesia khususnya (untuk menghitung) belanja modal atau capital expenditure (capex) untuk pengembangan infrastruktur gas,” jelasnya dalam acara Detalks bertajuk “Mobilisasi Pemanfaatan Gas Sebagai Energi Transisi”, Selasa (27/9).
Faktor Geografis Menentukan Pengembangan Infrastruktur Gas Indonesia
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Saat ini gas bumi digadang-gadang menjadi energi yang akan menjembatani program transisi energi di Indonesia. Adapun pemanfaatan gas tentu harus didukung dengan infrastruktur yang mumpuni agar bisa terdistribusi dengan merata. Namun karena Indonesia merupakan negara kepulauan, pengembangan infrastruktur gas baik itu pipa dan non pipa masih menghadapi banyak tantangan. Chairman Indonesia Gas Society, Aris Mulay Azof menjelaskan kondisi geografis Indonesia berdampak pada terbatasnya infrastruktur jaringan gas, terkhusus investasi infrastruktur non-pipa yang memerlukan investasi lebih besar dan risiko lebih besar, dibandingkan infrastruktur pipa gas. “Masalah geografis merupakan hal yang sangat penting di Indonesia khususnya (untuk menghitung) belanja modal atau capital expenditure (capex) untuk pengembangan infrastruktur gas,” jelasnya dalam acara Detalks bertajuk “Mobilisasi Pemanfaatan Gas Sebagai Energi Transisi”, Selasa (27/9).