Faktor teknikal menyokong harga tembaga



JAKARTA. Harga tembaga berhasil rebound untuk pertama kali dalam tujuh hari terakhir.

Mengutip Bloomberg, Selasa (30/8) pukul 10.29 pagi di Shanghai, harga tembaga kontrak pengiriman tiga bulan di London Metal Exchange naik 0,7% di level US$ 4.646,50 per metrik ton dibanding hari sebelumnya.

Dorongan harga tembaga datang dari sisi teknikal yang sudah menunjukkan adanya aksi bargain hunting oleh pelaku pasar. Ditambah lagi suntikan tenaga dari kenaikan pengeluaran pribadi dan kenaikan pendapatan pribadi di Amerika Serikat. Ini mengarahkan pasar pada dugaan akan naiknya permintaan terhadap tembaga dan komoditas lainnya.


Namun di sisi lain, untuk jangka panjang, hal ini bisa berimbas negatif pada harga tembaga karena akan mendorong penguatan USD. Otomatis, harga jual tembaga bisa merosot.

“Karena kalau berkaca dari fundamental tembaga saat ini masih lemah, sehingga potensi koreksi lagi akan terbuka dalam waktu dekat,” ujar Ji Xianfei, Analis Guotai Junan Futures Ltd seperti dikutip dari Bloomberg.

Negeri Panda telah menurunkan impor tembaga ke level terendah dalam 17 bulan terakhir. Aksi pemangkasan ini telah berlangsung selama empat bulan. Pasokan tembaga juga terus membengkak. Goldman Sachs Group Inc menerangkan, persediaan tembaga di London Metal Exchange sudah menyentuh rekor tertinggi dalam kurun 10 bulan terakhir.

Jangka pendek kekuatan bagi harga tembaga juga datang dari pernyataan pejabat European Central Bank (ECB) dan Bank of Japan yang mempertegas peluang mereka melakukan pelonggaran stimulus dengan keadaan ekonomi seperti ini. Tentunya jika stimulus dikucurkan, permintaan tembaga secara global akan ikut melesat dan berimbas positif pada harga.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Barratut Taqiyyah Rafie