JAKARTA. Sepekan kemarin, mata uang utama Asia terpuruk akibat terpaan gelombang sentimen negatif dari krisis utang Yunani di Eropa. Rupiah memimpin penurunan mata uang Asia, hingga terlempar ke level Rp 8.590 per dollar AS. Disusul ringgit Malaysia, peso Filipina, dan baht Thailand. Anjloknya mata uang regional seiring memerahnya bursa Asia. Indeks MSCI Asia Pasifik anjlok ke level terendah dalam tiga bulan terakhir. Aksi jual saham para investor senilai US$ 1,5 miliar di bursa Korea Selatan, Taiwan, dan Thailand, telah membakar kinerja bursa regional. Toh, para analis meyakini otot mata uang Asia ke depan masih akan menguat. Penyebabnya, aliran modal investor ke wilayah Asia diprediksi masih berlimpah. "Institute for International Finance awal bulan ini menaikkan proyeksi capital inflow ke wilayah regional untuk tahun 2011 dan 2012," ujar Mochamad Doddy Ariefianto, pengamat ekonomi Universitas Ma Chung, kemarin (19/6).
Faktor Yunani masih menyetir valuta
JAKARTA. Sepekan kemarin, mata uang utama Asia terpuruk akibat terpaan gelombang sentimen negatif dari krisis utang Yunani di Eropa. Rupiah memimpin penurunan mata uang Asia, hingga terlempar ke level Rp 8.590 per dollar AS. Disusul ringgit Malaysia, peso Filipina, dan baht Thailand. Anjloknya mata uang regional seiring memerahnya bursa Asia. Indeks MSCI Asia Pasifik anjlok ke level terendah dalam tiga bulan terakhir. Aksi jual saham para investor senilai US$ 1,5 miliar di bursa Korea Selatan, Taiwan, dan Thailand, telah membakar kinerja bursa regional. Toh, para analis meyakini otot mata uang Asia ke depan masih akan menguat. Penyebabnya, aliran modal investor ke wilayah Asia diprediksi masih berlimpah. "Institute for International Finance awal bulan ini menaikkan proyeksi capital inflow ke wilayah regional untuk tahun 2011 dan 2012," ujar Mochamad Doddy Ariefianto, pengamat ekonomi Universitas Ma Chung, kemarin (19/6).