KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Gunung Sewu Group masih terus melakukan ekspansi bisnis properti melalui anak usahanya PT Farpoint Realty. Perusahaan ini akan berkolaborasi dengan perusahaan asal Jepang, Tokyo Tatemono Co.,Ltd, mengembangkan proyek apartemen dengan investasi Rp 1,2 triliun di bilangan Jakarta Selatan (Jaksel). Farpoint dan Tokyo Tatemono akan membangun apartemen bertajuk The Loggia di lahan seluas 1,1 hektare (ha) dengan menyasar segmen menengah atas. Lokasinya persis tidak jauh dari wilayah Pancoran. Dalam membangun proyek itu, keduanya akan menjalin kerjasama patungan atau
joint venture (JV) dimana porsi kepemilikan Farpoint sebesar 55% dan Tokyo Tatemono mengempit saham 45%. Adapun penandatangan kerjasama tersebut dilakukan di Jakarta pada Rabu (12/12).
Proyek The Loggia direcanakan akan diluncurkan sekitar kuartal II atau kuatal III 2019. Saat ini, keduanya masih mempersiapkan rancangan pengembangan dan segala perizinan proyek tersebut. "Jadi kami belum bisa menginformasikan lebih detail tentang proyek ini. Hanya saja harganya nanti pasti akan menyesuaikan pasar di lokasi tersebut." jelas Mulyadi Janto,
Head of Project Management Farpoint Mulyadi Janto di Jakarta, Rabu (12/12). Meskipun sejumlah pengamat dan pelaku bisnis properti menyebutkan bahwa pasar properti segmen menengah ke atas masih lesu, Farpoint berani masuk meluncurkan baru di segmen itu tahun depan karena perusahaan melihat proyek-proyek yang memiliki kelebihan dari sisi konsep tetap akan diterima pasar. Mulyadi yakin proyek yang akan mereka kembangkan akan berhasil karena menurutnya lokasinya sangat strategis dimana jarak tempuhnya tidak lebih dari 5 kilometer (km) dari kawasan
central business district (CBD) di Jakarta. The Loggia akan menjadi proyek joint venture pertama Farpoint dengan investor asing. Sebelumnya, perusahaan ini memang pernah bekerjasama dengan perusahaan asing namun dalam skema kerjasama operasi (KSO). Pengembang ini memutuskan menggandeng partner dari Jepang karena mitranya tersebut akan memberikan konstribusi dari sisi konsep dalam pengembangan proyek tersebut. Untuk sementara, farpoint baru merencanakan The Loggia untuk proyek baru tahun depan. Sisanya, perusahaan masih akan mengandalkan proyek-proyek eksisting seperti Apartemen The Verde dan perumahan Samanea Hill di Parung Panjang. Mulyadi menambahkan, kolaborasi dengan Tokyo Tatemono tidak akan terbatas di The Loggia. Keduanya masih memiliki potensi untuk berkongsi mengembangkan proyek lain karena Tokyo Tatemono memang bertujuan untuk eksis dalam jangka panjang di Indonesia. Tokyo Tatemono merupakan salah satu perusahaan tertua yang ada di Jepang. Perusahaan ini sudah berdiri sejak tahun 1896 dan saat ini bergerak di beragam sektor mulai dari konsultan, broker properti, retail, properti, dan lain-lain.
Sejak lima tahun lalu, Tokyo Tatemono ini sudah melebarkan sayapnya di Asia Tenggara. Mereka membentuk anak usaha di Singapura yang akan membawahi ekspansi tersebut. Kini, perusahan ini sudha hadir di empat negara yakni Singapura, Myanmar, Bangkok, dan Indonesia. Ryanutaro Nishimura,
Executive Director Tokyo Tatemono Asia mengaku, gencaranya mereka ekpansi bisnis properti di luar negeri karena bisnis properti di Jepang tengah mengelami kelesuan. "Kami memutuskan masuk ke Indonesia karena potesi pasarnya sangat besar karena populasinya yang besar. Rata-rata usia produktif di Indonesia sekitar 28 tahun, berbeda dengan di Jepang yang rata-rata usia produktif itu 43 tahun. Kami berencana hadir di Indonesia dalam jangka panjang," kata Ryanutaro. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Handoyo .