KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kementerian Luar Negeri mengumumkan, pemerintah Amerika Serikat melalui United States Trade Representative (USTR) secara resmi telah mengeluarkan keputusan untuk memperpanjang pemberian fasilitas Generalized System of Preferences (GSP) kepada Indonesia. Diperpanjangnya fasilitas GSP untuk sejumlah produk dalam negeri, di antaranya produk kayu Plywood laminasi dan Plywood kayu tipis kurang dari 66 mm, memberikan dampak positif ke penjualan SLJ Global (SULI) ke Amerika Serikat. Wakil Presiden Direktur SLJ Global David menjelaskan, dampak perpanjangan fasilitas GSP agak baik ke perusahaan karena ada selisih 7% untuk bea masuk ke Amerika Serikat.
"Dengan adanya pembebasan bea masuk, tentu hal ini dinikmati pembeli kami di AS sehingga membayar biaya impor lebih murah. Hal ini berpeluang permintaan produk kayu Indonesia akan meningkat," jelasnya kepada Kontan.co.id, Jumat (30/10). Baca Juga: Tak Bisa Menutup Biaya Produksi, SLJ Global (SULI) Bakal Kembali Merugi Tahun Ini David mengakui di kuartal IV-2020 permintaan kayu dari Amerika Serikat meningkat dibandingkan kuartal sebelumnya. Hal ini didorong karena sempat beberapa waktu lalu tidak ada shipment ke AS, sehingga saat ini stok mereka menipis. Maka dari itu AS sedang dalam upaya memenuhi kebutuhan stok kayu mereka. David memperkirakan di kuartal IV 2020 ini SLJ Global akan mengekspor 5.000 kubik-6.000 kubik per bulan produk Plywood. David melihat prospek ekspor ke AS masih cukup bagus.