KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Roda pergerakan bisnis di paruh pertama tahun ini tampaknya masih lambat. Ini tercermin dari data fasilitas kredit yang belum ditarik debitur perbankan atau
undisburse loan yang mengalami peningkatan. Data Otoritas Jasa Keuangan (OJK), fasilitas kredit kepada nasabah yang belum ditarik per Mei 2019 mencapai Rp 1.545 triliun, meningkat 5,8% dari Rp 1.460 triliun pada periode yang sama tahun sebelumnya.
Baca Juga: OJK: Mayoritas laku pandai berpusat di Pulau Jawa Salah satu bank yang mencatatkan ada peningkatan
undisburse loan adalah PT Bank Negara Indonesia Tbk (
BBNI). Per Juni 2019, angkanya mencapai Rp 56,9 triliun atau meningkat 20,6% secara
year on year (yoy). Namun, Direktur Keuangan BNI Anggoro Eko Cahyo menyakini di paruh kedua ini jumlah fasilitas pinjaman yang belum ditarik nasabah tersebut akan mengalami penurunan seiring dengan ekonomi yang semakin bergairah. "Kami memproyeksikan pertumbuhan
Undisbursed Loan akan berkurang sejalan dengan optimalisasi kebutuhan
loan para debitur. Apalagi fasilitas kredit yang belum ditarik itu bersifat
committed loan," kata Anggoro pada Kontan.co.id, Jumat (26/7). Adapun sektor yang berkontribusi terhadap
undisburse loand BNI per Juni itu antara lain Manufaktur, jasa sosial serta Listrik gas & air. Anggoro bilang, sifat penarikan kredit pada ketiga sektor itu memang per termijn atau sesuai kebutuhan sehingga porsi
undisburse loan-nya relatif besar.
Baca Juga: BTN menggandeng Perumnas menebar promo bunga KPR 4,5% Anggoro menyakini kondisi ekonomi pada semester II ini akan semakin bergairah sejalan dengan belanja pemerintah yang diperkirakan juga akan lebih besar dan optimal. Sementara PT Bank Central Asia Tbk (
BBCA) masih mencatatkan
undisburse loan stabil dari periode yang sama tahun lalu yakni sekitar 30% dari kredit perseroan. "Penarikan kredit modal kerja bergantung pada kebutuhan debitur dan siklus ekonomi. Diperkirakan
undisbursed loan tetap stabil di 2019." kata Jan Hendra, Sekretaris Perusahaan BCA. Adapun PT Bank Tabungan Negara Tbk (
BBTN) mencatat posisi
undisburse loand sekitar Rp 15 triliun per Juni 2019. Posisi tersebut turun 1,28% dari periode yang sama tahun lalu.
Baca Juga: Rating Duniatex Turun Lagi, Kreditur Waspada Direktur Strategy, Compliance & Risk BTN Mahelan Prabantarikso mengatakan, sebanyak 78% dari total
undisbursed loan tersebut merupakan kredit konstruksi. Dimana sifat dari kredit konstruksi yang pencairannya berdasarkan perhitungan prestasi proyek di lapangan. Dia memperkirakan, undisbursed loan BTN pada semester II ini akan bergantung pada banyaknya debitur/realisasi kredit baru serta progress prestasi proyek debitur itu sendiri. "Semakin banyak debitur baru yang realisasi kredit konstruksi maka akan meningkatkan
undisbursed loan. Semakin cepat progress proyek di lapangan, maka akan menurunkan
undisbursed loan itu sendiri." kata Mahelan. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Noverius Laoli