Faskes di lokasi ibu kota baru masih minim, emiten rumahsakit mulai ancang-ancang



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Presiden Joko Widodo telah mengumumkan lokasi calon ibu kota baru di Kabupaten Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur. Melansir data Badan Pusat Statistik pada 2018,  fasilitas kesehatan di kabupaten ini berjumlah 60 sarana, kebanyakan puskesmas pembantu dan hanya satu rumah sakit yang berdiri, yakni RSUD Ratu Aji Putri Botung.

Kalau melihat data Perhimpunan Rumah Sakit Seluruh Indonesia per-April 2018, jumlah fasilitas kesehatan di wilayah Kalimantan Timur sebanyak 55 rumahsakit dengan rincian 45 rumahsakit kelas A-D dan 10 rumahsakit non-kelas. Namun, layanan kesehatan ini berpusat di Balikpapan dan Samarinda.

Jumlah ini tentunya masih jauh dari jumlah rumah sakit di Jakarta yang memiliki 203 rumahsakit dengan rincian 93 rumahsakit swasta dan 48 rumahsakit umum. Ekonom menilai, ekspansi rumahsakit ke ibu kota baru belum jadi prioritas emiten rumahsakit saat ini.   


Ekonom Indef Aviliani menyatakan realisasi pemindahan ibu kota spektrum waktunya masih jauh. “Melihat dari negara yang sudah maju seperti Brasil saja untuk memindahkan ibu kota butuh 30 tahun,” jelasnya kepada Kontan ketika ditemui di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Rabu (5/9).

Baca Juga: Anggaran kesehatan naik, prospek emiten farmasi dan rumahsakit akan membaik

Perihal masih minimnya fasilitas kesehatan di Penajam Paser Utara  Aviliani menilai masalah ini belum jadi urgensi bagi emiten di sektor rumahsakit. Sebab teknis pemindahan ibu kota tidak serta merta memindahkan seluruh investasi ke Kalimantan Timur.

Walaupun dinilai belum jadi urgensi emiten rumah sakit, siapa sangka beberapa emiten rumahsakit sudah mulai mengevaluasi dan membuka peluang untuk bisa ekspansi ke Penajam Paser Utara.

Head Of Public Relations & Media Relations PT Siloam International Hospital Tbk (SILO, anggota indeks Kompas100) Jimmy Rambing menyatakan pihaknya terus memantau perkembangan yang ada sehubungan dengan lokasi baru ibu kota.

“Sebuah proyek besar seperti ini dapat menciptakan pergerakan besar ke Penajam Paser Utara,” jelasnya.

Menurut Jimmy konsentrasi kependudukan yang tinggi adalah salah satu kriteria yang kuat untuk membuka rumahsakit baru karena muncul kebutuhan layanan kesehatan.Tentunya hal ini bisa jadi peluang juga untuk SILO.

Baca Juga: Ada 10 saham yang masuk indeks KOMPAS100, simak daftar kompletnya

Jimmy bilang, SILO memiliki hubungan yang kuat dengan pemerintah dan senang dapat bekerjasama terkait rencana ini. Jimmy menyatakan Siloam selalu melakukan diskusi rutin dengan pemerintah mengenai kebutuhan dan prioritas kesehatan.

Rencana ekspansi SILO dalam waktu dekat adalah membuka 3-4 rumahsakit baru di tahun 2019. Namun di tahun 2020 dan seterusnya, Jimmy menyatakan SILO akan membuka sekitar 1-2 rumahsakit baru per tahunnya.

Begitu juga dengan PT Medialoka Hermina Tbk (HEAL) yang saat ini memiliki dua rumahsakit yang berada di Kalimantan Timur yakni di Balikpapan dan Samarinda. Direktur Keuangan dan Pengembangan Strategi HEAL Aristo Setiawidjaja mengatakan saat ini HEAL membuka peluang untuk bisa ekspansi ke sana.

“Walau belum ada rencana saat ini, tidak menutup kemungkinan HEAL akan ekspansi ke sana sebab yang paling penting adalah bagaimana memenuhi kebutuhan jumlah dokter sebelum membuka rumah sakit baru,” jelasnya kepada Kontan.co.id, Senin (2/9).

Aristo menjelaskan apabila kebutuhan jumlah tenaga medisnya terpenuhi, HEAL akan mempelajari lebih lanjut atas lokasi baru tersebut. Jadi ekspansi HEAL ke Penajam Paser Utara masih dalam spektrum waktu yang jauh.

Sedangkan PT Mitra Keluarga Karyasehat Tbk (MIKA, anggota indeks Kompas100) tidak ada rencana akan ekspansi ke sana hingga lima tahun ke depan.

Investor Relation MIKA Aditya Widjaja menyatakan sembilan lokasi yang disasar MIKA masih terfokus di pulau Jawa. “Khususnya di Jabodetabek dan Surabaya sehingga untuk ekspansi ke Kalimantan masih belum ada diskusi internal lebih lanjut,” ujarnya.

Hingga saat ini MIKA masih fokus pada akuisisi rumah sakit yang melayani BPJS Kesehatan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Khomarul Hidayat