Fast Food akan membuka 30 gerai di 2014



JAKARTA. PT Fast Food Indonesia Tbk (FAST) akan melanjutkan ekspansi penambahan gerai di 2014. Rencananya, pemegang waralaba restoran cepat saji dari Amerika Serikat, Kentucky Fried Chicken (KFC) ini akan membuka sekitar 30 gerai baru.

Justinus D. Juwono, Direktur PT Fast Food Indonesia memproyeksikan jumlah gerai KFC hingga penghujung 2013 akan mencapai 490 gerai, setelah perusahaan ini membuka 33 gerai baru sepanjang tahun ini.

Berarti rencana penambahan gerai KFC di 2014 menjadi lebih sedikit ketimbang 2013. "Tapi pada kenyataannya bisa saja kami membuka lebih dari 30 gerai baru. Tergantung lokasi," ujar Justinus dalam paparan publik, Kamis (5/12).


Sebagian besar gerai baru KFC merupakan gerai yang bangunannya berdiri sendiri alias standing alone. Adapun nilai investasi untuk setiap gerai di dalam pusat belanja sebesar Rp 4 miliar-Rp 5 miliar. Sedangkan gerai tipe free standing bisa menelan investasi lebih besar lagi yaitu Rp 8 miliar-Rp 9 miliar.

Untuk mendukung rencana ekspansi ini, Fast Food menyiapkan belanja modal atau capital expenditure sebesar Rp 300 miliar sampai Rp 350 miliar.

Selain untuk membuka gerai baru, belanja modal ini juga akan Fast Food pakai merenovasi gerai KFC yang lawas. Jumlahnya antara 50 gerai sampai 60 gerai saban tahunnya. Adapun sumber pendanaan belanja modal sebagian besar berasal dari kas internal Fast Food sendiri.

Lebih lanjut, Justinus memandang prospek bisnis restoran cepat saji akan tetap positif di 2014 yang merupakan tahun politik. "Sebagai restoran cepat saji, kami justru diuntungkan karena siap melayani pembelian dalam jumlah besar. Apalagi gerai kami tersebar di seluruh Indonesia," terangnya. Gerai KFC saat ini bisa ditemui di 103 kota di Indonesia.

Makanya, Fast Food cukup percaya diri memasang target pertumbuhan penjualan 10%-12% di 2014 nanti. Nilai pendapatan yang diharapkan adalah Rp 4,5 triliun. Namun Justinus tidak menyebut target laba bersih 2014.Yang jelas, sampai dengan kuartal III-2013, Fast Food membukukan pendapatan Rp 2,9 triliun, meningkat 10% dibanding periode yang sama tahun lalu. Padahal semula perusahaan berharap pendapatan bisa tumbuh 12%. Meski begitu, perusahaan tetap otimistis target penjualan sepanjang 2013 yaitu sebesar Rp 4,13 triliun bisa diraih, sebab penjualan selama Desember biasanya naik tajam.

Namun laba bersih Fast Food mendapat tekanan sebesar 23% menjadi Rp 107,6 miliar hingga kuartal III-2013. Kata Justinus, penyebabnya adalah biaya operasional berupa upah minimum provinsi (UMP), harga gas, dan harga bahan bakar minyak (BBM) yang membengkak.

Dus, untuk menjaga profitabilitas perusahaan, Fast Food terpaksa mengurangi jumlah karyawan. Caranya adalah dengan tidak memperpanjang kontrak karyawan yang sudah habis. Selain itu, perusahaan ini juga mulai membatasi penerimaan karyawan baru.

Selain itu, Fast Food juga sudah mengambil ancang-ancang untuk mengerek harga jual produk di setiap gerai KFC. Sebagai perbandingan, sepanjang 2013 Fast Food menaikkan harga jual produk sebanyak dua kali. Yaitu pada Januari 2013 dan Juni 2013. Total kenaikan harga produk makanan KFC selama tahun ini sebesar 8%.

Meski begitu, Justinus belum bisa memastikan kenaikan harga yang akan mereka patok di 2014 nanti. Namun, dia bilang, prosentase kenaikannya tidak akan seperti tahun ini. Paling banter 5% karena kenaikan harga sepanjang 2013 sudah terlalu tinggi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Markus Sumartomjon