JAKARTA. Hilangnya ratusan dinamit dari sebuah truk di Bogor merupakan hal yang fatal. Lebih fatal lagi jika bahan peledak itu sampai jatuh ke tangan kelompok teroris. Hal itu disampaikan oleh pengamat terorisme, Noor Huda Ismail. Noor mengatakan, selama ini kelompok teroris mampu mengolah material sederhana menjadi bahan peledak mematikan. Maka akan sangat berbahaya jika dinamit itu jatuh ke tangan mereka. "Jaringan Abu Umar dan Abu Roban masih banyak yang berkeliaran. Sangat fatal sekali apabila sampai digunakan oleh mereka yang paham betul tentang bahan peledak," kata Noor saat dihubungi Kompas.com, Sabtu (29/6/2013).
Noor menilai hilangnya 250 dinamit itu murni karena keteledoran polisi. Menurutnya, sudah seharusnya polisi memberikan pengamanan superketat dalam pengiriman barang-barang yang sangat berbahaya, seperti dinamit. "Kita cek di pihak kepolisian ada standarnya. Barang-barang yang sensitif itu (seperti dinamit) mestinya harus ada pengawalan yang ketat supaya tidak jatuh ke tangan orang-orang yang tidak diinginkan," ujar Noor. Empat truk yang membawa dinamit berangkat dari gudang bahan peledak PT MNK, Subang, Jawa Barat, Rabu (26/6/2013). Dinamit hendak dikirimkan ke lokasi tambang PT Batusarana Persada di Desa Rengas Jajar, Kecamatan Cigudeg, Kabupaten Bogor.