KONTAN.CO.ID - FBI, Badan Kepolisian Nasional Jepang, dan Pusat Kejahatan Siber Departemen Pertahanan telah mengonfirmasi bahwa peretas yang terkait dengan Korea Utara melakukan peretasan senilai US$ 305 juta pada bursa kripto Jepang DMM Bitcoin pada Mei 2024. Cryptoslate.com memberitakan, pernyataan bersama yang dikeluarkan pada 23 Desember mengaitkan serangan tersebut dengan pelaku ancaman TraderTraitor, yang juga dikenal sebagai Jade Sleet, UNC4899, dan Slow Pisces. Kelompok peretas ini sering menargetkan korban mereka melalui serangan rekayasa sosial canggih yang dirancang untuk mengeksploitasi kerentanan manusia.
Investigasi independen telah menghubungkan pelanggaran tersebut dengan Lazarus Group yang terkenal kejam. Lazarus merupakan sindikat peretas Korea Utara lainnya yang terkenal karena pencurian kripto skala besar. Penyelidik kripto ZachXBT menyoroti kesamaan antara metode pencucian uang yang digunakan dalam serangan ini dan yang terkait dengan Lazarus, yang sebelumnya mendalangi pencurian senilai US$ 600 juta dari jembatan Ronin Axie Infinity. Baca Juga: Malaysia Jadi Negara Pertama di Dunia Terima Pembayaran Zakat Menggunakan Kripto Laporan Chainalysis mengungkapkan bahwa peretas yang didukung Korea Utara telah mencuri lebih dari US$ 1,3 miliar dalam 47 insiden tahun ini saja. Modus peretasan DMM Bitcoin