KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi mengatakan, pemerintah mengundang Korea Selatan untuk bekerja sama membangun proyek transportasi massal berbasis rel pertama yang ada di Bali atau Light Rail Transit (LRT). Saat ini
feasibility study (FS) dilakukan oleh Korea National Railways dengan pembiayaan
grant dari Korea Exim Bank. “FS-nya sudah dimulai pada Januari 2023 lalu, dan kami targetkan studinya sudah selesai pada April 2024,” kata Budi dalam keterangan tertulis, Kamis (11/1).
Dia berharap, Korea National Railway (KNR) yang memiliki pengalaman dan reputasi yang baik sebagai perusahaan kereta api di Korsel, dapat mendukung upaya penyelesaian FS sesuai tenggat waktu.
Baca Juga: Bertolak ke Korsel dan Tiongkok, Menhub Bahas Kerjasama Perkeretaapian & Penerbangan “Pengerjaan FS ini bukanlah suatu yang mudah, karena banyak aspek yang harus dipertimbangkan mulai dari teknis, finansial, dan institusional. Tapi kami yakin FS ini dapat kita selesaikan dengan baik,” ucap Budi. Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi bertemu dengan Wakil Menteri Infrastruktur, dan Transportasi Korsel Mr. Sangwoo Park, Selasa (9/1) lalu. Pertemuan tersebut membahas upaya penyelesaian
feasibility study dan pembiayaan pembangunan transportasi massal atau LRT di Bali. Dalam pertemuan yang berlangsung di Korea Territorial Development Museum, Seoul, Korsel, Budi menyampaikan bahwa pemerintah Indonesia berkomitmen membangun transportasi massal perkotaan untuk mengatasi permasalahan kemacetan di sejumlah wilayah Indonesia, salah satunya yaitu di Bali. “Kami akan fokus untuk memulai pembangunan LRT Bali Tahap 1 yaitu dari Bandara Ngurah Rai hingga Central Park,” ujarnya.
Baca Juga: Atasi Kemacetan, Kemenhub Mengkaji Pembangunan LRT Bali Terkait dengan pembiayaannya, Budi mengungkapkan, pemerintah masih terus membahas berbagai skema antara lain memanfaatkan
official development assistance (ODA)
loan maupun
public private partnership (PPP). “Kami meminta dukungan penuh Pemerintah Korsel kepada pihak Eximbank, KNR, dan pihak terkait lainnya, sehingga Bali dapat menikmati transportasi massal yang lebih baik,” tuturnya. Di sektor udara, dia juga mengundang Korea untuk meningkatkan frekuensi penerbangan langsung
(direct flight) dari Korea ke Indonesia, khususnya ke Batam dan Bali. Budi juga mengharapkan kerja sama pengelolaan Bandara Batam dengan pihak Incheon dari Korea dapat ditingkatkan. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Wahyu T.Rahmawati