JAKARTA. Akhirnya PT XL Axiata Tbk (EXCL) memilih skema merger untuk mengambil kendali PT AXIS Telecom Indonesia. Rencana merger ini menjadi agenda dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa EXCL, 22 Januari 2014 nanti.“Penggabungan ini diharapkan berlaku efektif pada 28 Februari 2014 mendatang,” terang Sekretaris Korporasi EXCL, Murni Nurdini, dalam keterbukaan informasi, Senin (23/12). EXCL menargetkan memperoleh pernyataan efektif dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada 20 Januari mendatang.Keputusan ini menjadi penegas dari serangkaian rencana pembelian 95% saham AXIS. Sekedar mengingatkan, pada 26 September silam, Saudi Telecom Company (STC) dan anak usahanya, Teleglobal Investments B.V, menandatangani conditional sales and purchase agreement (perjanjian jual beli bersyarat) atas penjualan 95% saham AXIS kepada XL Axiata. Pasca transaksi yang bernilai US$ 821,75 juta tersebut, sisa 5% kepemilikan AXIS dipegang oleh PT Pesona Nuansa Abadi.Nah, dalam konsep merger EXCL dan AXIS, kedua perusahaan akan melebur dan mempertahankan satu entitas, yakni EXCL sebagai perusahaan hasil penggabungan. Dalam merger ini tidak akan ada penerbitan saham baru EXCL, sebagai konversi atas kepemilikan pemegang saham AXIS. Sehingga, porsi kepemilikan saham EXCL tetap seperti semula. "Tidak akan ada perubahan nama perusahaan," imbuh Hasnul Suhaimi, Direktur Utama EXCL, saat dihubungi KONTAN, kemarin.Dengan merger tersebut, EXCL akan membawa serta kinerja merah AXIS. Pada kuartal III-2014, AXIS membukukan kerugian bersih Rp 7,31 triliun.Tercatat beban operasional AXIS mencapai angka Rp 3,67 triliun. Beban operasional yang besar itu menyebabkan pendapatan usaha bruto AXIS yang senilai Rp 2,22 triliun, tak sanggup mendongkrak kinerja.Namun dalam prospektus merger, manajemen EXCL menyebutkan, transaksi ini menguntungkan sebagai upaya perluasan layanan telekomunikasi seluler serta penambahan sumber daya spektrum frekwensi di 1.800 MHz. Penambahan spektrum juga akan menyebabkan EXCL bisa menghemat belanja operasional dan belanja modal.Menanggapi aksi tersebut, Kepala Riset Trust Securities, Reza Priyambada menyatakan, kondisi keuangan AXIS yang kurang cemerlang bisa menyebabkan nilai EXCL pasca penggabungan lebih rendah dari nilai EXCL saat ini. “Tentunya akan menjadi pengurang dari apa yang sudah dicapai,” ucap Reza.Merger memang akan menambah aset perusahaan. Bila dibandingkan dengan akuisisi, Reza melihat ini hanyalah perbedaan pembukuan. Artinya, AXIS tidak akan tercatat sebagai anak usaha EXCL, karena sudah melebur.Investor akan melihat hasil kinerja penggabungan EXCL dan AXIS pada semester pertama 2014. Kemarin, harga saham EXCL naik 1,96% ke posisi Rp 5.200 per saham. Reza merekomendasikan trading buy saham EXCL dengan target harga Rp 5.700 hingga Rp 5.800.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Februari 2014, EXCL dan AXIS melebur
JAKARTA. Akhirnya PT XL Axiata Tbk (EXCL) memilih skema merger untuk mengambil kendali PT AXIS Telecom Indonesia. Rencana merger ini menjadi agenda dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa EXCL, 22 Januari 2014 nanti.“Penggabungan ini diharapkan berlaku efektif pada 28 Februari 2014 mendatang,” terang Sekretaris Korporasi EXCL, Murni Nurdini, dalam keterbukaan informasi, Senin (23/12). EXCL menargetkan memperoleh pernyataan efektif dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada 20 Januari mendatang.Keputusan ini menjadi penegas dari serangkaian rencana pembelian 95% saham AXIS. Sekedar mengingatkan, pada 26 September silam, Saudi Telecom Company (STC) dan anak usahanya, Teleglobal Investments B.V, menandatangani conditional sales and purchase agreement (perjanjian jual beli bersyarat) atas penjualan 95% saham AXIS kepada XL Axiata. Pasca transaksi yang bernilai US$ 821,75 juta tersebut, sisa 5% kepemilikan AXIS dipegang oleh PT Pesona Nuansa Abadi.Nah, dalam konsep merger EXCL dan AXIS, kedua perusahaan akan melebur dan mempertahankan satu entitas, yakni EXCL sebagai perusahaan hasil penggabungan. Dalam merger ini tidak akan ada penerbitan saham baru EXCL, sebagai konversi atas kepemilikan pemegang saham AXIS. Sehingga, porsi kepemilikan saham EXCL tetap seperti semula. "Tidak akan ada perubahan nama perusahaan," imbuh Hasnul Suhaimi, Direktur Utama EXCL, saat dihubungi KONTAN, kemarin.Dengan merger tersebut, EXCL akan membawa serta kinerja merah AXIS. Pada kuartal III-2014, AXIS membukukan kerugian bersih Rp 7,31 triliun.Tercatat beban operasional AXIS mencapai angka Rp 3,67 triliun. Beban operasional yang besar itu menyebabkan pendapatan usaha bruto AXIS yang senilai Rp 2,22 triliun, tak sanggup mendongkrak kinerja.Namun dalam prospektus merger, manajemen EXCL menyebutkan, transaksi ini menguntungkan sebagai upaya perluasan layanan telekomunikasi seluler serta penambahan sumber daya spektrum frekwensi di 1.800 MHz. Penambahan spektrum juga akan menyebabkan EXCL bisa menghemat belanja operasional dan belanja modal.Menanggapi aksi tersebut, Kepala Riset Trust Securities, Reza Priyambada menyatakan, kondisi keuangan AXIS yang kurang cemerlang bisa menyebabkan nilai EXCL pasca penggabungan lebih rendah dari nilai EXCL saat ini. “Tentunya akan menjadi pengurang dari apa yang sudah dicapai,” ucap Reza.Merger memang akan menambah aset perusahaan. Bila dibandingkan dengan akuisisi, Reza melihat ini hanyalah perbedaan pembukuan. Artinya, AXIS tidak akan tercatat sebagai anak usaha EXCL, karena sudah melebur.Investor akan melihat hasil kinerja penggabungan EXCL dan AXIS pada semester pertama 2014. Kemarin, harga saham EXCL naik 1,96% ke posisi Rp 5.200 per saham. Reza merekomendasikan trading buy saham EXCL dengan target harga Rp 5.700 hingga Rp 5.800.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News