JAKARTA. Pemerintah ada kemungkinan menurunkan kembali harga bahan bakar minyak (BBM) jenis premium dan solar. Penyebabnya, harga minyak dunia yang semakin murah. Penurunan harga ini akan berlangsung pada Februari 2015. Kebijakan ini memang seperti janji pemerintah, mulai awal tahun ini pemerintah akan mengevaluasi dan menentukan harga BBM baru jenis premium dan solar setiap bulan. Naik turun harga BBM ini seperti kebijakan BBM non subsidi selama ini. Rencana penurunan ini disampaikan oleh Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Sofyan Djalil. Menurutnya, melihat harga minyak dunia saat ini, kemungkinan besar harga BBM bersubsidi akan kembali diturunkan. "Akan kami turunkan lagi, tapi tunggu akhir bulan," ujar Sofyan, Rabu (7/1).
Sebelumnya, pemerintah telah menurunkan harga BBM jenis premium dari Rp 8.500 menjadi Rp 7.600 per liter. Sedangkan solar subsidi, turun dari Rp 7.500 jadi Rp 7.250 per liter mulai 1 Januari 2015. Saat itu, pemerintah menghitung harga BBM dengan menggunakan indikator harga minyak mentah Indonesia atau Indonesia Crude Price (ICP) US$ 60 per barel dan kurs rupiah Rp 12.380 per dollar Amerika Serikat (AS). ICP tersebut mengacu pada ICP Desember yang sebesar US$ 59,66 per barel. Rata-rata Harga minyak WTI di NYMEX pada Desember 2014 untuk pengiriman Februari 2015 sebesar US$ 59,44 per barel. Kini harga minyak terus turun dan pada perdagangan Rabu (7/1) berada di level US$ 48 per barel. Artinya, kemungkinan ICP mendekati angka US$ 50 per barel. Dengan perubahan ICP dan kurs rupiah yang tetap, KONTAN menghitung harga BBM sebelum pajak adalah Rp 5.168,92 per liter. Harga ini sudah memperhitungkan komponen alpha (margin dan distribusi) sesuai APBN 2015 Rp 766,4 per liter.