TOKYO. Neraca perdagangan Jepang di bulan Februari mulai memperlihatkan titik cerah. Catatan perdagangan Jepang Februari lalu sudah terlihat positif untuk pertama kalinya sejak lima bulan terakhir. Kenaikan nilai perdagangan ke arah yang positif itu terdongkrak oleh naiknya kinerja ekspor mobil Jepang ke Amerika Serikat (AS). Selain itu adanya pemulihan produksi pasca banjir di Thailand, turut membantu kinerja ekspor Jepang di Februari. Departemen Keuangan Jepang dalam laporan pendahuluan mengumumkan (22/3), neraca perdagangan pada bulan Februari tercatat surplus US$ 400 juta. Sementara bulan sebelumnya, Jepang mencatat defisit perdagangan. Walaupun surplus, kinerja ekspor Februari lalu turun 3% menjadi US$ 65 miliar jika dibandingkan dengan waktu yang sama tahun sebelumnya. Sementara itu, kinerja impor Jepang naik 9%, sekitar US$ 65 miliar. Kenaikan impor ini merupakan yang tertinggi sejak 26 tahun lalu. Kenaikan nilai impor ini terjadi karena naiknya harga minyak mentah. Apalagi saat ini, Jepang butuh banyak bahan bakar minyak untuk pembangkit listrik. Sementara itu, pembangkit listrik dari nuklir rusak akibat gempa dan Tsunami yang melanda Jepang tahun lalu.
Februari, Jepang selamat dari defisit perdagangan
TOKYO. Neraca perdagangan Jepang di bulan Februari mulai memperlihatkan titik cerah. Catatan perdagangan Jepang Februari lalu sudah terlihat positif untuk pertama kalinya sejak lima bulan terakhir. Kenaikan nilai perdagangan ke arah yang positif itu terdongkrak oleh naiknya kinerja ekspor mobil Jepang ke Amerika Serikat (AS). Selain itu adanya pemulihan produksi pasca banjir di Thailand, turut membantu kinerja ekspor Jepang di Februari. Departemen Keuangan Jepang dalam laporan pendahuluan mengumumkan (22/3), neraca perdagangan pada bulan Februari tercatat surplus US$ 400 juta. Sementara bulan sebelumnya, Jepang mencatat defisit perdagangan. Walaupun surplus, kinerja ekspor Februari lalu turun 3% menjadi US$ 65 miliar jika dibandingkan dengan waktu yang sama tahun sebelumnya. Sementara itu, kinerja impor Jepang naik 9%, sekitar US$ 65 miliar. Kenaikan impor ini merupakan yang tertinggi sejak 26 tahun lalu. Kenaikan nilai impor ini terjadi karena naiknya harga minyak mentah. Apalagi saat ini, Jepang butuh banyak bahan bakar minyak untuk pembangkit listrik. Sementara itu, pembangkit listrik dari nuklir rusak akibat gempa dan Tsunami yang melanda Jepang tahun lalu.