Fed Fund Rate naik, investor asing masuk Indonesia



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bank sentral Amerika Serikat atau Federal Reserve memutuskan menaikkan suku bunga acuan sebesar 25 basis poins (bps). Seiring dengan kenaikan tersebut, investor asing di Indonesia justu mencatatkan net buy.

Padahal teorinya, bila Fed Fund Rate (FFR) naik, biasanya investor asing akan menarik dana dari negara lain dan mulai masuk ke AS. Menurut data RTI, net buy asing terjadi di pasar reguler sebesar Rp 424,92 miliar.

Teguh Hidayat, Direktur Avere Mitra Investama menyatakan, hal itu tidak terlepas dari aksi net sell asing yang telah terjadi sepanjang 2017. "Tahun ini juga, terjadi net sell asing terbesar dalam sejarah," kata Teguh kepada KONTAN, Kamis (14/12).


Data RTI menyebut, sejak awal tahun (year to date) net sell asing yang terjadi sudah sebesar Rp 40,31 triliun pada semua pasar. Sedangkan selama setahun belakangan, net sell asing sebesar Rp 50,07 triliun. "Rekor net sell asing sebelumnya itu 2015, sekitar Rp 22 triliun," kata Teguh.

Menurut Teguh, fenomena yang terjadi saat ini tidak jauh berbeda dengan yang pernah terjadi tahun 2015. Ketika tidak terjadi apa-apa, dan FFR belum naik justru terjadi net sell asing dalam jumlah besar. "Saya pikir anomalinya sama. Begitu The Fed naik, maka asing di Indonesia sudah sulit untuk keluar lagi karena mereka sudah keluar banyak sebelumnya," ujarnya.

Menurutnya, teori yang masuk akal adalah efek The Fed menaikan suku bunga berimbas pada penarikan dana pada negara maju, seperti Jepang dan Hongkong. Sedangkan dari Indonesia, sudah mengalami aksi jual besar. Sehingga tidak ada dana yang bisa mereka tarik. "Sementara di Amerika sendiri, sudah banyak dana dari negara lain," katanya.

Untuk itu, besar kemungkinan investor asing mulai kembali masuk ke Indonesia. Sehingga terjadi aksi beli asing di pasar Indonesia. "Sebelum naik, mereka sudah jualan banyak sekali. Bahkan salah satunya, terbesar sepanjang sejarah," imbuhnya.

Keputusan The Fed tersebut, sudah ditunggu-tunggu sejak awal. Sehingga investor asing juga memiliki kepastian dalam berinvestasi. Dari sebelumnya masih diliputi ketidakpastian.

Lantas kenapa yang dipilih adalah Indonesia? Menurut Teguh hal itu lantaran dana asing yang masuk ke Indonesia, masih dalam jumlah kecil. Bila dibandingkan dengan portofolio saham manajer investasi di pasar negara lain, Indonesia belum tentu dapat 1% diantaranya.

"Karena investasi di kita ini dianggap spekulatif. Masih negara berkembang, dan tidak bisa menyamakan dengan pasar investasi yang pasar modalnya lebih maju. Bisa jadi, ketika FFR naik, justru asing malah belanja di sini," imbuhnya.

Dia menambahkan, karena yang dilihat oleh investor asing berbeda. Jadi mereka memilih Indonesia meskipun bersifat spekulatif. "Siapa tahu dapat cuan yang lebih besar," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati