Fed menaikkan suku bunga, dollar AS lesu



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Keputusan The Federal Reserve (The Fed) mengerek suku bunga 25 basis poin menjadi 1,5% ternyata tak mampu membuat dollar Amerika Serikat unggul atas mata uang dunia lainnya. Kamis (14/12) pukul 20.00 WIB, pasangan EUR/USD terangkat 0,03% ke level 1,1830. Serupa, GBP/USD pun terbang 0,10% menjadi 1,3434. Hanya pairing USD/JPY yang naik tipis 0,07% ke posisi 112,62.

Pelaku pasar memang tak terlalu kaget dengan kenaikan suku bunga acuan AS ini, sehingga sentimennya tak terlalu signifikan. Pelaku pasar justru lebih memperhatikan hasil risalah Federal Open Market Committee (FOMC) yang disampaikan Gubernur The Fed Janet Yellen, bahwa akan ada kenaikan suku bunga lanjutan tiga kali di 2018.

Lantaran pasar sudah mengantisipasi kenaikan suku bunga sejak jauh-jauh hari, dollar AS justru tak bertenaga. Terlebih sejumlah data ekonomi Negeri Paman Sam tak sesuai perkiraan.


Misal, inflasi inti AS di November ternyata hanya 0,1%. Angka ini lebih rendah ketimbang prediksi di 0,2%.

Tak ayal dollar AS loyo dihadapan euro, yang mendapat sentimen positif dari data ekonomi kawasan Eropa. Indeks belanja sektor manufaktur di Eropa mencapai level 60,6, lebih tinggi dari proyeksi sebesar 59,8. Indeks belanja perusahaan sektor jasa juga naik ke level 56,5.

Analis SoeGee Futures Nizar Hilmy memperkirakan pergerakan pasangan EUR/USD di akhir pekan ini akan dipengaruhi pidato Gubernur European Central Bank (ECB) Mario Draghi mengenai arah kebijakan bank sentral Eropa ke depan. "Penguatan euro terhadap dollar AS kemungkinan akan berlanjut di akhir pekan," kata Nizar.

Sementara itu, poundsterling berhasil mengungguli dollar AS setelah data ekonomi yang dirilis ciamik. Inflasi tahunan Inggris naik ke level 3,1%. Selain itu, penjualan ritel bulan November tercatat tumbuh sekitar 1,1%.

Wahyu Tribowo Laksono, Analis Central Capital Futures, mengatakan, pergerakan pairing GBP/USD ke depan bergantung arah kebijakan Bank of England (BoE) selanjutnya. Di akhir pekan, poundsterling masih berpotensi melanjutkan penguatan.

Keunggulan the greenback hanya terjadi pada yen. Deddy Yusuf Siregar, Analis Asia Tradepoint Futures, mengatakan, kenaikan suku bunga The Fed membuat investor meninggalkan aset lindung nilai seperti yen. "Pelaku pasar juga melihat katalis positif terhadap dollar AS," ujar dia.

Selanjutnya, posisi dollar AS bakal ditopang dari rencana pertemuan Senat dan Kongres AS untuk membahas rancangan Undang-Undang Pajak. Ini semakin memberi sinyal rencana reformasi pajak yang digadang oleh Presiden AS Donald Trump segera terwujud di tahun ini. "Sementara dari Jepang saat ini tengah minim sentimen karena tidak banyak data ekonomi yang dirilis," terang Deddy.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati