Federal Reserve menahan suku bunga, ada kekhawatiran investasi bisnis yang menurun



KONTAN.CO.ID - WASHINGTON. Federal Reserve secara bulat memutuskan untuk menahan suku bunga antara 2%-2,25% pada rapat Federal Open Market Committee yang berakhir Kamis (8/11). Bank sentral Amerika Serikat (AS) masih akan secara bertahap menaikkan suku bunga.

Bank sentral menilai, ada sedikit hambatan pada pertumbuhan ekonomi, yakni pertumbuhan investasi bisnis. Investasi bisnis bisa menjadi kunci pertumbuhan produktivitas. The Fed mengungkapkan, pertumbuhan investasi bisnis yang sedikit menurun dari laju tercepat menjadi satu-satunya catatan peringatan di tengah pertumbuhan ketenagakerjaan dan belanja rumah tangga yang kuat.

"Pasar tenaga kerja terus menguat dan aktivitas ekonomi mencapai pertumbuhan tinggi," ungkap The Fed dalam pernyataan, Kamis (8/11) malam tadi. Dengan kondisi ini, The Fed akan melanjutkan kenaikan suku bunga secara bertahap.


The Fed telah menaikkan suku bunga hingga tiga kali tahun ini. Pasar memperkirakan, bank sentral akan kembali mengerek suku bunga bulan depan.

Pernyataan bank sentral secara umum mencerminkan sedikit perubahan terhadap ekonomi sejak rapat September lalu. Inflasi masih di sekitar target 2%, pengangguran turun, dan risiko outlook ekonomi masih kurang seimbang.

Otoritas moneter menyorot investasi bisnis yang menjadi komponen penting produk domestik bruto. Belanja korporasi untuk ekspansi misalnya pembangunan fasilitas baru atau untuk peningkatan produktivitas, akan menentukan pertumbuhan tenaga kerja.

Tahun lalu, Presiden AS Donald Trump memangkas pajak korporasi. Hal ini merupakan upaya untuk mendorong investasi domestik. Investasi sempat menyokong pertumbuhan pada semester pertama. Tapi, investasi nonresidensial turun pada kuartal ketiga.

Pasar saham AS semalam terkoreksi setelah pernyataan bank sentral meski sebelumnya telah mengantisipasi suku bunga tetap. Oktober lalu, pasar saham tergerus dalam. Di sisi lain, investasi perumahan dan bisnis yang menurun sempat menimbulkan kekhawatiran bahwa The Fed bisa menunda kenaikan suku bunga.

"Satu-satunya kejutan adalah bahwa bank sentral tidak lagi hawkish," kata Boris Schlossberg, managing director of foreign exchange strategy BK Asset Management kepada Reuters. Dia mengatakan, selain investasi bisnis yang lebih moderat, bank sentral tidak mengungkapkan sinyal lainnya.

Oktober lalu, AS merilis angka pertumbuhan ekonomi kuartal ketiga pada 3,5% secara tahunan. Angka ini jauh di atas prediksi The Fed pada 2%. Kekhawatiran yang muncul belakangan adalah, paket pemangkasan pajak Trump yang bernilai hinga US$ 1,5 triliun sudah kehilangan efek.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati