Fee based income BRI tumbuh 22,3% hingga Mei, ini penopangnya



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI) memproyeksikan akan mencatatkan pendapatan berbasis biaya dan komisi atau fee based income (FBI) tumbuh dua digit pada kuartal II  2020 meskipun pertumbuhannya tidak akan setinggi kuartal sebelumnya .

Haru Koesmahargyo, Direktur Keuangan BRI mengatakan, pertumbuhan FBI tersebut akan ditopang oleh kenaikan transaksi nasabah melalui e-banking dan agent Brilink (branchless banking).

"Sementara pertumbuhan fee income terkait penyaluran kredit dan trade finance masih mengalami perlambatan," kata Haru pada Kontan.co.id, Kamis (30/8).

Baca Juga: BRI meneken kerjasama dengan Telkom untuk layanan teknologi berbasis satelit

Dalam laporan bulanan BRI per Mei 2020, perseroan mencatatkan FBI tumbuh 22,3% jadi Rp 6,36 triliun dari Rp 5,2 triliun pada periode yang sama tahun lalu. 

Haru merinci, pertumbuhan itu ditopang oleh fee transaksi e-banking & e-channel (termasuk branchless banking) yang tumbuh sebesar 66,2% year on year (YoY) sejalan dengan kenaikan transaksi ATM, Mobile Apps, dan Agen Brilink.

Tahun ini, BRI dalam rencana bisnis bank (RBB) hanya menargetkan FBi tumbuh 7% tahun ini. Namun, perseroan berharap pertumbuhannya bisa lebih tinggi dari target dengan melihat adanya pergeseran behavioural masyarakat Indonesia pada umumnya dan pelonggaran PSBB sejalan dengan pulihnya aktivitas bisnis.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Yudho Winarto