Fee based, pelumas baru laba perbankan



JAKARTA. Banyak kalangan menduga, tahun lalu bisnis bank tak akan selincah seperti tahun-tahun sebelumnya. Di 2013, Bank Indonesia (BI) banyak mengeluarkan aturan yang mengerem agresifnya para bankir.

Sebut saja, pembatasan pemegang kartu kredit dan loan to value (LTV) KPR. Belum lagi, Juni - November 2013, bank sentral asyik mengerek bunga acuan alias BI rate.

Tapi ternyata, kinerja perbankan tetap melaju kencang. Tengok saja Bank Rakyat Indonesia (BRI). Bank spesialis kredit UMKM ini meraih laba Rp 21,16 triliun. Naik 14,2% dibandingkan tahun 2012.


Kenaikan laba itu dari pendapatan operasional, yang tumbuh 16,2% menjadi Rp 65,4 triliun. Sumbernya, pertumbuhan kredit 23,7% menjadi Rp 430,62 triliun.

Sementara, pendapatan non-bunga alias fee based income BRI tumbuh 23,7% menjadi Rp 4,86 triliun. Rupanya, di tengah tingginya suku bunga, fee based mampu menggenjot pendapatan BRI. Pertumbuhan pendapatan komisi lebih tinggi ketimbang pendapatan bunga, yang cuma naik 19,6% menjadi Rp 57,3 triliun.

Pelumas pertumbuhan fee based adalah layanan e-banking. Fee based transaksi e-banking meroket 78,5%. Di 2014, efek LTV semakin terasa dan perekonomian melambat akibat bunga tinggi. Tapi, BRI yakin bisa membidik pertumbuhan laba 10%-12%. Pendapatan komisi akan menjadi andalan.

"Tahun ini BRI menargetkan pertumbuhan fee based 20%-25%.," ujar Achmad Baiquni, Direktur Keuangan BRI, kemarin. Di bisnis utama bank, BRI menggenjot kredit mikro yang berbunga tinggi. Bunga tinggi membantu kinerja kredit yang diperkiran tumbuh 15%-17%. 

Budi Gunadi Sadikin, Direktur Utama Bank Mandiri, memperkirakan pendapatan komisi bisa berkontribusi 30% terhadap total pendapatan. Sementara pertumbuhan kredit di 16%-18%. Target laba Bank Mandiri tahun ini tumbuh 5%-10%.

OCBC NISP lebih optimistis, laba tahun ini bisa tumbuh lebih dari 20%. "Ditopang pertumbuhan pendapatan bunga, fee based dan efisiensi," kata Presiden Direktur OCBC NISP, Parwati Surjaudaja.

Catatan saja, proyeksi BI, tahun ini kredit tumbuh 15%-17%. Angka ini melambat dibandingkan tahun 2013 yang tumbuh sekitar 21,2%. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Dessy Rosalina