Felda perbaiki struktur keuangan BWPT



JAKARTA. Setelah resmi menguasai PT Eagle High Plantation Tbk (BWPT), FIC Properti Sdn Bhd (FICP), anak perusahaan yang sepenuhnya dimiliki oleh The Federal Land Development Authority (Felda) bakal langsung membesarkan entitas Grup Rajawali tersebut.

Sumber KONTAN di Felda menyebut, agenda pertama yang bakal dilakukan adalah, memperbaiki struktur neraca keuangan BWPT. Utang-utang BWPT akan dibersihkan.

"Karena utang-utang ini, BWPT sulit mencari pinjaman sehingga menghambat rencana ekspansinya," kata sumber tersebut kepada KONTAN belum lama ini.


Asal tahu saja, berdasarkan laporan keuangan BWPT periode 2016, BWPT memiliki utang bank jangka pendek senilai Rp 603 miliar. Utang itu berasal dari PT Bank DBS Indonesia dan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI).

Total utang jangka panjang BWPT malah mencapai Rp 6,16 triliun yang berasal dari tujuh bank baik bank asing maupun dalam negeri. Belum lagi utang dalam bentuk dolar senilai Rp 1,76 triliun.

Jika diakumulasikan, BWPT menanggung utang jangka panjang yang akan jatuh tempo dalam waktu satu tahun sebesar Rp 1,01 triliun.

Jumlah utang-utang tersebut membuat BWPT mencatat beban bunga Rp 648,78 miliar. Angka itu meningkat 39% dibanding periode 2015, Rp 467,74 miliar.

Hal itu yang membuat kerugian BWPT membengkak. Sepanjang 2016, BWPT mencatat kenaikan rugi bersih hingga sekitar 117% menjadi Rp 389,75 miliar dari sebelumnya Rp 179,74 miliar.

Sumber Felda masih enggan memberikan detail cara untuk mengurangi jumlah utang tersebut. Ia hanya memastikan, sejumlah skema restrukturisasi utang sudah disiapkan.

Sembari mempersiapkan agenda perbaikan neraca, Felda akan membantu BWPT untuk memperoleh sertifikat Roundtable on Sustainable Palm Oil (RSPO). Diharapkan, BWPT bakal memperoleh sertifikat itu dalam waktu 18 bulan ke depan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Yudho Winarto