JAKARTA. Investor kembali mengoleksi emas pada transaksi pagi ini (2/4). Mengutip data yang dihimpun Bloomberg, pagi tadi, harga kontrak emas untuk pengantaran cepat menanjak sebesar 0,3% menjadi US$ 1.603,70 per troy ounce. Pada pukul 10.04 waktu Singapura, kontrak yang sama diperdagangkan di posisi US$ 1.602,70 per troy ounce. Harga emas mencatatkan rebound dari level terendah sejak Agustus setelah data ekonomi AS menunjukkan pertumbuhan manufaktur di Negeri Paman Sam itu lebih rendah ketimbang prediksi. Kondisi itu memperlemah posisi dollar AS sehingga meningkatkan pembelian emas.Lonjakan harga emas juga ditandai dengan kenaikan kepemilikan emas pada exchange traded products menjadi 2.449,95 metrik ton per posisi kemarin (1/4) dari sebelumnya 2.449,839 pada pekan lalu. "Investor tidak panik dengan melakukan pembelian emas secara membabi buta. Namun, mereka tetap melakukan aksi lindung nilai untuk berjaga-jaga. Ini masih terkait dengan fenomena dollar," jelas Grant Williams, portfolio manager Vulpes Investment Managment Ltd di Singapura. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Fenomena dollar menyebabkan harga emas rebound
JAKARTA. Investor kembali mengoleksi emas pada transaksi pagi ini (2/4). Mengutip data yang dihimpun Bloomberg, pagi tadi, harga kontrak emas untuk pengantaran cepat menanjak sebesar 0,3% menjadi US$ 1.603,70 per troy ounce. Pada pukul 10.04 waktu Singapura, kontrak yang sama diperdagangkan di posisi US$ 1.602,70 per troy ounce. Harga emas mencatatkan rebound dari level terendah sejak Agustus setelah data ekonomi AS menunjukkan pertumbuhan manufaktur di Negeri Paman Sam itu lebih rendah ketimbang prediksi. Kondisi itu memperlemah posisi dollar AS sehingga meningkatkan pembelian emas.Lonjakan harga emas juga ditandai dengan kenaikan kepemilikan emas pada exchange traded products menjadi 2.449,95 metrik ton per posisi kemarin (1/4) dari sebelumnya 2.449,839 pada pekan lalu. "Investor tidak panik dengan melakukan pembelian emas secara membabi buta. Namun, mereka tetap melakukan aksi lindung nilai untuk berjaga-jaga. Ini masih terkait dengan fenomena dollar," jelas Grant Williams, portfolio manager Vulpes Investment Managment Ltd di Singapura. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News