Fenomena Geologi Langka: Benua Afrika Terbelah Perlahan, Peta Dunia Akan Berubah



KONTAN.CO.ID - Pelan demi pelan, Benua Afrika mulai terbelah. Dalam jutaan tahun mendatang, diprediksi akan muncul samudra baru akibat aktivitas geologi tersebut.

Peta dunia yang kita kenal hari ini sejatinya tidak bersifat abadi. Di balik kokohnya daratan tempat manusia berpijak, Bumi terus mengalami perubahan besar akibat dinamika geologi yang berlangsung sangat lambat. Salah satu proses raksasa yang kini sedang terjadi adalah terbelahnya Benua Afrika.

Dikutip dari IFL Science, fenomena ini berkaitan erat dengan Sistem Rift Afrika Timur atau East African Rift System (EARS), salah satu retakan geologi terbesar di dunia. Retakan ini membentang ribuan kilometer, melintasi sejumlah negara seperti Etiopia, Kenya, hingga Mozambik.


Baca Juga: Penting! Hari Ini (27/12) Ada Contraflow Tol Jakarta-Cikampek Libur Nataru 2025/2026

Proses tersebut secara perlahan memisahkan lempeng tektonik Afrika menjadi dua bagian utama, yakni lempeng Nubia yang lebih besar dan lempeng Somalia yang lebih kecil. Kedua lempeng ini bergerak saling menjauh akibat aktivitas magma dan tekanan dari dalam mantel Bumi.

Meski terdengar dramatis, proses “patahnya” Benua Afrika ini berlangsung sangat lambat. Berdasarkan sejumlah studi geologi, termasuk penelitian yang dipublikasikan pada 2004, pergerakan kedua lempeng hanya mencapai beberapa milimeter per tahun—kurang lebih setara dengan kecepatan pertumbuhan kuku manusia.

Pada 2018, sebuah retakan besar yang muncul tiba-tiba di Kenya sempat viral dan memicu kekhawatiran publik bahwa Afrika akan segera terbelah. Namun, para ahli menegaskan bahwa retakan tersebut hanyalah fenomena lokal dari proses peretakan yang telah berlangsung sekitar 25 juta tahun.

“Lempeng Somalia dan lempeng Nubia menarik diri satu sama lain dengan kecepatan yang sangat lambat, hanya beberapa milimeter per tahun,” tulis para peneliti dalam laporannya. Retakan-retakan di permukaan hanyalah “bisikan kecil” dari proses kolosal yang terjadi jauh di bawah tanah.

Baca Juga: Ada Program Work From Mall dan Great Sale Hingga 4 Januari 2026

Perubahan besar diperkirakan baru akan terlihat dalam kurun waktu 5 hingga 10 juta tahun ke depan. Pada fase tersebut, wilayah Afrika Timur diprediksi benar-benar terpisah dari benua utama. Air laut akan masuk dan mengisi celah raksasa itu, membentuk sebuah samudra baru yang luas.

Jika prediksi ini terwujud, dunia akan kehilangan bentuk “bahu timur” Afrika. Wilayah Afrika Timur akan berubah menjadi pulau besar yang terpisah oleh laut, menciptakan wajah baru bagi peta Bumi.

Tonton: Menko Airlangga Instruksikan WFA di Mall: Demi Dongkrak Penjualan Rp110 Triliun

Fenomena ini sejatinya bukanlah hal aneh dalam sejarah geologi planet kita. Permukaan Bumi memang selalu berada dalam kondisi fluktuasi yang konstan, hanya saja perubahan tersebut berlangsung dalam skala waktu yang jauh melampaui usia manusia.

Peristiwa ini mengingatkan pada kejadian sekitar 138 juta tahun lalu, ketika Amerika Selatan dan Afrika terpisah akibat pergerakan lempeng tektonik. Hingga kini, jika dilihat dari peta, garis pantai barat Afrika dan pantai timur Amerika Selatan masih tampak saling mengunci seperti kepingan puzzle. Sumber: https://www.kompas.com/sains/read/2025/12/27/164200523/benua-afrika-mulai-terbelah-jutaan-tahun-lagi-bakal-muncul-samudra-baru#google_vignette  

Najib Razak Divonis 15 Tahun Penjara Denda 11,39 Miliar! Skandal 1MDB Kembali Guncang Malaysia
© 2025 Konten oleh Kontan

Selanjutnya: Tambahan Anggaran Rp 7,66 Triliun untuk Guru ASN Daerah Cair Desember 2025

Menarik Dibaca: Bukan Sekadar Panjang Umur, Ini Tips Perawatan Usia Lanjut agar Tetap Berkualitas

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News