Fenomena saham GameStop, bagaimana investor ritel bisa menekuk para hedge fund?



KONTAN.CO.ID - LONDON. Lonjakan perdagangan saham ritel selama setahun terakhir membuat saham GameStop Corp meroket tanpa alasan bisnis fundamental yang jelas. Aksi investor ritel itu menekan para hedge fund yang bertaruh melawan investor ritel perusahaan video game dan juga perusahaan lain, sesuatu yang tidak disukai di Wall Street.

Apa yang sedang terjadi dengan fenomena saham GameStop ini? Berikut beberapa jawabannya seperti dilansir dari Reuters:

Di balik kebutuhan investor ritel

Banyak orang berinvestasi dalam saham selama pandemi Covid-19, dan para ahli mengutip sejumlah alasan. Lockdown meningkatkan tabungan, stimulus kebijakan memasukkan uang tunai ke dalam kantong masyarakat, dan suku bunga yang sangat rendah mendorong investor ke pasar saham.


Selain itu, perkembangan aplikasi perdagangan memungkinkan siapa pun yang memiliki ponsel cerdas untuk membeli atau menjual saham secara gratis.

Baca Juga: Sinyal kejatuhan pasar saham dari Warren Buffett mulai terlihat

Partisipasi investor ritel dalam arus pesanan saham di Amerika Serikat (AS) meningkat hampir 20% pada 2020 dari kenaikan sebesat 15% pada 2019. Sementara pesanan saham dari dana jangka panjang turun menjadi 6,4% di tahun lalu dari 9,7% pada 2019, data dari bank Swiss UBS menunjukkan.

Data tahun ini menunjukkan pertumbuhan lebih lanjut. Broker online eToro mengatakan telah mendaftarkan lebih dari 380.000 pengguna baru dalam 11 hari pertama tahun 2021.

Investor ritel juga membeli opsi saham, hak untuk membeli atau menjual saham dengan harga yang ditentukan tanpa membayar uang di muka. Itu dapat meningkatkan pergerakan harga saham.

Apa dampak fenomena ini ke perdagangan ritel saham?

Perusahaan teknologi besar AS termasuk di antara penerima manfaat fenomena ini di tahun lalu. Facebook, Amazon, Apple, Netflix, dan pemilik Google Alphabet melihat rekor arus masuk dana karena bisnis mereka diuntungkan dari lockdown dan saham mereka melonjak.

Dengan stimulus yang belum pernah terjadi sebelumnya dan kebijakan uang mudah dari bank sentral, investor kemudian beralih ke saham-saham yang lebih kecil, terutama saham-saham yang terpukul selama pandemi.

Baca Juga: Kisah Warren Buffett raih untung 3.000% dari investasi kendaraan listrik China

Editor: Khomarul Hidayat