KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Platform perdagangan online asal China, Temu siap memasuki pasar Indonesia. Temu digosipkan masuk ke Indonesia dengan menggandeng perusahaan Tanah Air. Semenara pemerintah melalui Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah sudah menolak kehadiran Temu di Indonesia. Naga-naganya, Temu bakal mengikuti jejak TikTok untuk menggandeng perusahaan e-commerce lokal.
Equity Research Analyst Kiwoom Sekuritas Indonesia Vicky Rosalinda menilai kehadiran Temu bisa menjadi ancaman yang serius bagi pasar lokal, tak hanya emiten
e-commerce tetapi mengancam industri tekstil. "Masuknya Temu ke Indonesia dapat memicu bakar uang kembali untuk menarik pengguna baru dan mempertahankan pangsa pasar," jelasnya kepada Kontan, Selasa (8/10). Lalu bagaimana efek rencana masuknya Temu terhadap valuasi emiten
e-commerce Tanah Air? Broker saham asal Amerika Serikat (AS) JP Morgan berdasarkan riset terbaru 4 Oktober lalu menjelaskan, saham-saham teknologi Indonesia mengalami tekanan dalam dua tahun terakhir. Terutama akibat
tech winter alias tren penurunan signifikan dalam industri teknologi.
Namun investor mulai tertarik dengan saham teknologi terutama sejak bulan September 2024 setelah suku bunga mulai dipangkas. Di tengah pembalikan tren tersebut, JP Morgan menjagokan PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO). “Kami
overweight GOTO sebagai pilihan utama kami di internet Indonesia dengan target harga Rp 75 per saham.” tulis JP Morgan dalam risetnya. dikutip kemarin. . Setidaknya ada empat faktor yang menjadikan GOTO menjadi saham pilihan utama JP Morgan di sektor teknologi. Peningkatan monetisasi yang terjadi di seluruh segmen. Segmen
on demand service (ODS) atau Gojek selama tiga kuartal beruntun sejak kuartal IV 2023 berhasil mencatatkan EBITDA yang disesuaikan positif Selain itu, GOTO berhasil kembali ke mode pertumbuhan pada kuartal II-2024 dengan pertumbuhan nilai transaksi bruto alias gross transaction value (GTV) kuartalan 12%. Tertinggi sejak kuartal terakhir tahun 2022. “Pengenalan produk yang terjangkau telah menjadi kunci dalam mempercepat kembali pertumbuhan.” tulis riset tersebut.
Baca Juga: Ada Crossing Rp 2 Triliun Saham Bukalapak, Emtek (EMTK) Akumulasi 9,83 Miliar Saham Di segmen
e-commerce, GOTO diharapkan menerima biaya layanan
e-commerce sekitar US$ 40 juta US$ 45 juta atau setara sekitar Rp 620 miliar- Rp 698 miliar, asumsi kurs Rp15.500 per dolar Amerika Serikat (AS) dari Shop Tokopedia, yang memungkinkannya memiliki profil arus kas dan neraca yang lebih kuat. Faktor pendorong juga datang dari peningkatan pinjaman, Goto Finansial juga mendekati titik impas dengan rasio EBITDA yang disesuaikan di -0,1% GTV pada kuartal II-2024. Ini setelah mengalami peningkatan 50 basis poin (bps) secara tahunan. JP Morgan juga menyinggung potensi kenaikan segmen fintech melalui unit bisnis GoTo Financial dari peluncuran produk di Shop | Tokopedia. GTF meluncurkan layanan
buy now pay later (BNPL) di TikTok Shop pada 24 Juli. “Meskipun mereka bukan penyedia BNPL eksklusif, kami tetap percaya bahwa integrasi ini berpotensi untuk lebih mempercepat pertumbuhan pinjaman Goto Finansial,.” tambah JP Morgan. Di luar aspek fundamental bisnis yang membaik, JP Morgan menyoroti pemegang saham GOTO terutama komitmen Alibaba yang setidaknya akan tetap menjadi pemegang saham hingga lima tahun ke depan. Saat ini Alibaba Group memiliki 88,53 miliar saham Seri A GoTo atau setara 7,37% melalui entitas usahanya yakni Taobao China Holding Limited. Komitmen kepemilikan saham Alibaba dinilai positif yang kemudian juga diikuti oleh pemegang saham lain yaitu Tencent. pada 17 September 2024, GOTO mengumumkan bahwa mereka telah menjalin kemitraan strategis dengan Alibaba. Kemitraan strategis tersebut. GOTO telah berkomitmen untuk menggunakan layanan Alibaba Cloud selama lima tahun. Alibaba berkomitmen untuk mempertahankan kepemilikan sahamnya saat ini di GOTO selama kemitraan berlangsung. “Kami yakin bahwa ini adalah berita positif karena akan menghilangkan tekanan harga saham dari potensi tekanan jual lebih lanjut dari Alibaba, yang merupakan pemegang saham terbesar kedua GOTO dengan kepemilikan sekitar 7,4%,.” tulis JPMorgan.
Aspek terakhir yang juga menjadi sorotan adalah semakin meredanya tekanan jual yang datang dari para pendiri perseroan. Dengan berkurangnya tekanan dari penjualan saham Seri A para pendiri, GOTO sekarang perlu mengusahakan pengalihan saham hak suara multipel atau
multiple voting share (MVS) atau saham seri B”. Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) Juni 2024 lalu menyetujui Patrick Sugito Walujo, CEO GoTo menjadi kandidat pemegang saham MVS. Dengan bergabungnya Patrick, total ada empat orang yang menjadi kandidat pemegang saham MVS dalam tim manajemen saat ini. Mereka adalah Catherine Sutjahyo (Presiden ODS), Hans Patuwo (Group COO), dan Pablo Malay (Group Chief Corporate Officer & General Counsel). Kembali ke masuknya Temu, Vicky menilai ketiga emiten
e-commerce perlu menyiapkan strategi baru ke depannya untuk mencegah terjadinya penurunan kinerjanya seperti dapat cepat beradaptasi sehingga meningkatkan kualitas layanan. ,Secara teknikal dia merekomendasi
trading buy GOTO dengan target harga di kisaran Rp 65–Rp 67. Kemudian untuk BUKA dan BELI, Vicky masih merekomendasikan
wait and see. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Ahmad Febrian