Ferry raih sukses berbisnis roti khas Samarinda



KONTAN.CO.ID - Bisnis tak hanya untuk mencukupi diri, tetapi bagaimana bisa mendatangkan kebaikan bagi orang lain. Itulah prinsip yang dipegang teguh oleh Ferry Gunawan, dalam menjalankan bisnisnya Panglima Roqiiqu Grup.

Sambil bekerja,  Ferry menginjak dunia bisnis sejak 2006. Awalnya, dia berbisnis martabak. Sayang, karyawan Bogasari ini harus menutup bisnis martabak.

Hingga pada 2011, ia mencoba usaha roti keliling seharga Rp 2.000. Tak puas, Ferry pun membuat bisnis baru, yakni Cake Batubara. Ia berharap, kue ini bisa menjadi oleh-oleh khas Samarinda. 

Namun, jalan buntu pun kembali ia temui. Cake Batubara kurang mendapat sambutan pasar. 

Menyadari salah satu penyebab kegagalan usaha adalah kurangnya fokus, Ferry pun memutuskan berhenti bekerja pada 2011. Menurutnya, ia tak dapat mencapai visinya jika terus menjadi karyawan. Satu titik baliknya yaitu pada kepuasan diri sendiri. 

Ferry pun tak lelah untuk terus mencoba. Hingga pada  2013, ia membuka Roti Durian Panglima. Pilihannya membuka gerai roti ini berangkat dari budaya orang Samarinda yang terbiasa menyantap roti gembung sebagai teman ngopi, pagi dan sore hari. 

Namun, tak hanya menyasar warga Samarinda dengan roti gembung, sebagai diferensiasi pasar Ferry juga membuat roti durian. Kalimantan Timur memang terkenal sebagai penghasil buah berduri itu. 

Ia pun memposisikan produknya juga sebagai oleh-oleh khas ibukota provinsi Kalimantan Timur. Dan, membangun gerainya sebagai pusat oleh-oleh. 

Setelah empat tahun berjalan, Ferry pun berniat menggarap pasar lokal dengan mengembangkan produk roti gembung. Dia pun mendirikan gerai roti biasa yang khusus menjual roti gembung untuk konsumsi masyarakat sehari-hari. 

Dengan dua lini usaha itu, Ferry mendirikan Panglima Roqiiqu Grup. Kini, gerai Roti Gembung Panglima sudah ada di 10 lokasi yang tersebar di Samarinda dan Banjarmasin. Sementara, Gerai Panglima (pengganti Roti Durian Panglima) ada di Samarinda dan Banjarmasin. 

Tentu kesuksesannya berbisnis bakeri ini hasil dari jerih payah yang mahal. Ia mengenang, modal seadanya saat membangun usaha memaksa dirinya merekrut  anak-anak jalanan untuk membantunya. "Saat itu, siapa yang mau digaji Rp 800.000 per bulan," kenangnya sambil tertawa.

Booming Roti Durian Panglima itu sendiri disebutnya sebagai pengalaman yang paling menarik. Lantaran Ferry memulai usahanya melalui Blackberry Messanger. 

Kini, Ferry mampu memproduksi hingga 3.000 roti tiap hari dan menghabiskan  300 sak terigu per bulan. Berkat pencapaian usahanya ini, Ferry pun didapuk menjadi pemenang Bogasari SME Award 2018 dalam kategori Gold. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Johana K.