JAKARTA. Harga minyak sawit mentah rally menjelang perayaan festival Diwali di India, 13 November mendatang. Stok crude palm oil (CPO) diramalkan akan terserap untuk memenuhi kebutuhan acara tersebut. Kontrak pengiriman CPO untuk Januari 2013, di Bursa Malaysia Derivatif, Senin (22/10) pukul 17.00 WIB, senilai RM 2.569 per ton, atau menguat 2,72% dari harga per hari sebelumnya. Wakil Presiden Eksekutif Sime Darby Plantation, Franky Anthony Dass, seperti dikutip Bloomberg, menuturkan, harga CPO bisa kembali ke rentang RM 2.800-RM 3.100 per ton, pertengahan 2013.
Stok CPO yang kini berlimpah, menurut Dass, akan habis ketika India membeli kembali sebelum festival Diwali. Selain itu, permintaan dari Eropa bisa meningkat menjelang musim dingin. Analis Investa Saran Mandiri, Kiswoyo Adi Joe, menyodorkan pandangan yang lebih pesimistis. Ia menilai, produsen tidak bisa berharap India memborong habis stok CPO. Ia mengingat, prediksi serupa pernah muncul untuk emas, tahun lalu. Namun kenyataannya, permintaan tidak naik tinggi. Akibatnya, harga kembali merosot. Keberadaan festival Diwali, menurut Kiswoyo, memang bisa mengungkit harga CPO. “Seharusnya ada tambahan permintaan dari India. Tapi kalau sampai akhir bulan depan stok di gudang Malaysia dan Indonesia masih banyak, berarti India tidak memesan jumlah banyak,” ucap Kiswoyo, Senin (22/10). Ia menambahkan, penambahan pesanan dari India, tidak akan berkelanjutan. Lain halnya dengan kebutuhan di China, yang memang untuk konsumsi dan industri. Padahal saat ini, jumlah pasokan minyak sawit di gudang Malaysia sebanyak dua juta ton. Stok CPO di Indonesia sebesar empat juta ton. Jika permintaan tak segera pulih dan diperparah lagi dengan panen raya beberapa kebun, tentu harga komoditas pertanian itu akan kembali anjlok.
Namun, data produk domestik bruto (PDB) China kuartal III yang tumbuh sebesar 7,4% menjadi harapan baru. Apalagi, China merupakan negara pengguna minyak kelapa sawit terbesar untuk konsumsi harian dan industri. Karena alasan itu, Kiswoyo berani memprediksi harga CPO di RM 3.100 per ton sampai tengah tahun 2013. Dass juga memprediksi, China akan turut menopang harga CPO. Kendati ekonominya sedang lesu, China tidak menghentikan pembelian CPO. "Permintaan terhadap bahan makanan selalu ada," kata dia. Dass menilai, isu perlambatan China hanya mengganggu harga, namun tidak pada permintaan. Prediksi Kiswoyo, harga minyak CPO, selama pekan ini hingga minggu depan, akan bergerak di antara RM. 2.475 hingga RM 2.700 ton. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Avanty Nurdiana