Fidelity Berencana PHK Karyawan di China



KONTAN.CO.ID - HONG KONG. Fund manager Fidelity International berencana memberhentikan 20 orang karyawan di unit China. Fidelity di China mempekerjakan 120 staf, setara dengan 16% dari total jumlah karyawan Fidelity International secara global. 

Sumber Reuters tidak membeberkan detail karyawan yang akan di-PHK. Perusahaan yang saat ini mengelola aset klien senilai US$ 776 miliar ini menyebut pemangkasan karyawan akan menekan biaya sekitar US$ 125 juta pada tahun 2024. 

Fidelty tampaknya tidak hanya akan memangkas staf di China. Juru bicara fund manager yang berbasis di London ini mengatakan tengah meninjau pengurangan karyawan secara global di seluruh lini bisnis dan beberapa wilayah. 


Baca Juga: Fidelity Funds Beraksi Lagi, Kini Mulai Melego Saham Surya Pertiwi (SPTO)

Perampingan yang dilakukan Fidelity ini menunjukkan tantangan yang dihadapi manajer aset global dalam menghadapi ketidakpastian di China, yang tersengat melemahnya pasar saham dan krisis utang yang parah di sektor properti dan pemerintah daerah. 

Tidak hanya Fidelity, Morgan Stanley juga memberhentikan sekitar 9% staf di unit aset manajemen di China pada Desember lalu. Selain itu ada aset manajemen Matthews International Capital Management yang mengatakan akan menutup kantornya di Shanghai.

Pada tahun 2022, Fidelity telah mengelola reksadana di China senilai US$ 3,7 triliun. Unit usaha ini telah mengelola tiga produk dengan aset CNY 6,7 miliar setara dengan US$ 931 juta pada akhir Januari, menurut laporan perusahaan.

Reksadana saham Fidelity China yang menjadi produk reksadana pertamanya menghasilkan penurunan kinerja 10,1% pada Senin (19/3) sejak debutnya pada April 2023 dan berkinerja lebih buruk dari penurunan 8,6% indeks acuan, menurut situs resmi perusahaan. Namun, kinerja kedua reksadana obligasi Fidelity yang baru beroperasi beberapa bulan mengungguli indeks dasarnya.

Baca Juga: ETF Bitcoin Akhirnya Direstui, Pahami Keuntungan & Risiko Investasi ETF

Saat ini, China telah memiliki lebih dari 150 perusahaan dalam industri reksadananya, termasuk manajer aset asing BlackRock, Schroders dan JPMorgan Asset Management. China telah mengizinkan perusahaan keuangan asing menjalankan bisnisnya di China sejak tahun 2019.

Editor: Avanty Nurdiana