JAKARTA. Meskipun beberapa bank telah menurunkan bunga kredit, perusahaan pembiayaan atawa multifinance Federal International Finance (FIF) tetap menahan besaran bunga pembiayaannya. Sebab, pihak bank sebagai salah satu sumber pendanaannya belum menurunkan bunga pinjaman bagi FIF. Direktur Utama FIF, Suhartono menjelaskan, aksi perbankan yang mengecilkan bunga kredit otomotif mereka tidak lantas memicu FIF untuk memangkas bunga. Mereka juga tidak khawatir konsumen perusahaan akan beralih ke perbankan. Pasalnya, segmen pasar yang digarap multifinance umumnya berbeda dengan perbankan. "Umumnya bank malas danain motor, kecil. Belum banyak juga bank yang masuk ke pembiayaan roda dua," tuturnya. Menurut Suhartono, multifinance memiliki keunggulan tersendiri ketimbang perbankan, yakni dalam hal fleksibilitas. Artinya, FIF tidak sekaku bank dalam menjaring konsumen. Jika umumnya bank hanya ingin menggarap konsumen yang sudah memiliki akses perbankan serta memiliki keuangan yang baik, multifinance dapat menjaring konsumen di luar kualifikasi tersebut. Karena tetap mempertahankan bunga kreditnya, FIF pun berusaha menjaring konsumen dengan memberikan undian berhadiah seperti umrah gratis sebagai gimmick marketing. Mayoritas pembiayaan FIF memang masih mengalir ke kendaraan roda dua. Sebagian sumber pendanaan FIF berasal dari perbankan."Dari total kebutuhan pendanaan sebesar Rp 30 triliun di tahun ini, kontribusi dari bank dalam bentuk joint financing itu sekitar Rp 8 triliun. Sementara, Rp 4 triliun dari modal, Rp 8 triliun dari surat utang atau obligasi, dan Rp 10 triliun dari pinjaman luar negeri," pungkasnya. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
FIF masih tahan bunga kredit
JAKARTA. Meskipun beberapa bank telah menurunkan bunga kredit, perusahaan pembiayaan atawa multifinance Federal International Finance (FIF) tetap menahan besaran bunga pembiayaannya. Sebab, pihak bank sebagai salah satu sumber pendanaannya belum menurunkan bunga pinjaman bagi FIF. Direktur Utama FIF, Suhartono menjelaskan, aksi perbankan yang mengecilkan bunga kredit otomotif mereka tidak lantas memicu FIF untuk memangkas bunga. Mereka juga tidak khawatir konsumen perusahaan akan beralih ke perbankan. Pasalnya, segmen pasar yang digarap multifinance umumnya berbeda dengan perbankan. "Umumnya bank malas danain motor, kecil. Belum banyak juga bank yang masuk ke pembiayaan roda dua," tuturnya. Menurut Suhartono, multifinance memiliki keunggulan tersendiri ketimbang perbankan, yakni dalam hal fleksibilitas. Artinya, FIF tidak sekaku bank dalam menjaring konsumen. Jika umumnya bank hanya ingin menggarap konsumen yang sudah memiliki akses perbankan serta memiliki keuangan yang baik, multifinance dapat menjaring konsumen di luar kualifikasi tersebut. Karena tetap mempertahankan bunga kreditnya, FIF pun berusaha menjaring konsumen dengan memberikan undian berhadiah seperti umrah gratis sebagai gimmick marketing. Mayoritas pembiayaan FIF memang masih mengalir ke kendaraan roda dua. Sebagian sumber pendanaan FIF berasal dari perbankan."Dari total kebutuhan pendanaan sebesar Rp 30 triliun di tahun ini, kontribusi dari bank dalam bentuk joint financing itu sekitar Rp 8 triliun. Sementara, Rp 4 triliun dari modal, Rp 8 triliun dari surat utang atau obligasi, dan Rp 10 triliun dari pinjaman luar negeri," pungkasnya. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News