Filipina Akhirnya Mengungkap 4 Lokasi Pangkalan Militer AS yang Baru



KONTAN.CO.ID - MANILA. Filipina pada hari Senin (3/4) resmi mengungkap lokasi dari empat pangkalan militer baru AS yang dibangun di bawah koridor Perjanjian Kerja Sama Pertahanan yang Ditingkatkan (EDCA).

Melansir Reuters, keempat lokasi yang diumumkan adalah pangkalan angkatan laut Camilo Osias di Sta Ana dan bandara Lal-lo, keduanya di provinsi Cagayan, dan Camp Melchor Dela Cruz di Gamu, provinsi Isabela, dan pulau Balabac di lepas pantai Palawan.

Sesuai dugaan, semua lokasinya cukup strategis dan menghadap langsung Laut China Selatan.

Isabela dan Cagayan menghadap ke utara menuju Taiwan, sementara Palawan berada di dekat Kepulauan Spratly yang disengketakan dengan China di Laut China Selatan.

China bahkan telah membangun pulau buatan yang dilengkapi dengan landasan pacu dan sistem rudal di gugusan Spratly.

Baca Juga: Panas! Amerika Serikat Akan Membangun Empat Pangkalan Militer Baru di Filipina

Kepala Pertahanan Filipina, Carlito Galvez, menyebut semua lokasi yang dipilih AS sangat strategis dan akan membantu Filipina dalam memenuhi tanggung jawabnya dalam menjaga Laut China Selatan.

"Itu (Laut China Selatan) adalah rute perdagangan di mana lebih kurang US$ 3 triliun perdagangan lewat di sana setiap tahunnya. Tanggung jawab kita untuk mengamankannya secara kolektif sangat besar," kata Galvez.

Kesepakatan EDCA pada dasarnya mendukung kepentingan strategis Filipina pada saat meningkatnya kekhawatiran atas perilaku China di Laut China Selatan dan ketegangan atas Taiwan yang memiliki pemerintahan sendiri.

Baca Juga: AS, Jepang, dan Korsel Menggelar Latihan Militer untuk Hadapi Kapal Selat Korut

EDCA memberikan akses pada AS ke pangkalan militer Filipina untuk melakukan pelatihan bersama. Militer AS juga memiliki hak untuk menempatkan peralatan dan membangun fasilitas seperti landasan pacu, penyimpanan bahan bakar, dan perumahan militer, tapi semuanya tidak permanen.

Keputusan Presiden Ferdinand Marcos Jr untuk memperluas akses AS disampaikan pada bulan Februari lalu. Pengumuman lokasi harus ditunda karena adanya penolakan dari beberapa pemimpin pemerintah daerah yang khawatir akan terjebak dalam konflik di masa depan yang melibatkan AS dan China.

Sejauh ini AS telah berjanji untuk membangun infrastruktur militer senilai US$ 80 juta di lima lokasi, yaitu Pangkalan Udara Antonio Bautista di Palawan, Pangkalan Udara Basa di Pampanga, Benteng Magsaysay di Nueva Ecija, Pangkalan Udara Benito Ebuen di Cebu dan Pangkalan Udara Lumbia di Mindanao.