Filipina Berjanji Tak Akan Mundur Meski Mendapat Ancaman dari China



KONTAN.CO.ID -  MANILA. Filipina pada Selasa menegaskan tidak akan mundur menghadapi upaya China yang berusaha menghalangi nelayan-nelayannya untuk memasuki perairan dangkal yang menjadi sengketa di Laut Cina Selatan.

Di sisi lain, Beijing memperingatkan negara Asia Tenggara itu untuk tidak "memprovokasi" dan menciptakan masalah.

Komentar tersebut keluar sehari setelah Manila memotong penghalang mengambang setinggi 300 meter (980 kaki) yang dipasang Beijing di perairan dangkal tersebut, yang merupakan salah satu wilayah maritim paling kontroversial di Asia. Untuk melakukan hal ini, Manila menggunakan personel penjaga pantai yang menyamar sebagai nelayan.


Baca Juga: Filipina Kecam Penghalang Terapung yang Dipasang Tiongkok di Laut Cina Selatan

Tindakan yang dijuluki oleh Filipina sebagai "operasi khusus" ini berpotensi memperparah hubungan kedua negara yang telah tegang selama ini. "Mereka mungkin akan memasang kembali penghalang tersebut, atau bahkan mungkin melakukan manuver-manuver yang berbahaya," ujar juru bicara penjaga pantai Filipina, Komodor Jay Tarriela, kepada CNN Filipina.

Sebelumnya, dia menyebutkan bahwa empat kapal China berada di daerah tersebut saat kapal Filipina mendekat. Menurutnya, kapal-kapal China tidak bersikap agresif dan ada indikasi bahwa media berada di kapal Filipina saat itu.

Tarriela juga mengatakan bahwa penjaga pantai China telah menghilangkan sisa-sisa penghalang pelampung dan telah menunjukkan reaksi mereka terhadap kehadiran kapal Filipina yang mendekati atol tersebut, yang menjadi titik terdekat sejak China menguasainya pada 2012.

Baca Juga: Cita-Cita Taiwan Miliki Dua Kapal Selam Baru Hingga Tahun 2027

"Kami telah menunjukkan kepada dunia bahwa kami, rakyat Filipina, tidak akan mundur. Kami akan terus berupaya mempertahankan kehadiran kami di wilayah tersebut," tegas Tarriela.

Scarborough Shoal, yang merupakan area penangkapan ikan utama sekitar 200 km (124 mil) dari pantai Filipina dan berada di zona ekonomi eksklusif (ZEE), telah menjadi titik perselisihan kedaulatan selama beberapa dekade.

China, yang menyebut kawasan tersebut sebagai Pulau Huangyan, menuduh Filipina "menyusup" ke wilayah yang mereka anggap sebagai perairan Tiongkok. Pada Selasa, mereka meminta Manila untuk menghindari tindakan provokatif.

Baca Juga: Solusi Dagang Lintas Negara Tanpa Bank

"Tiongkok dengan tegas mempertahankan kedaulatan dan hak maritim di Pulau Huangyan. Kami menyarankan Filipina untuk tidak memprovokasi dan menciptakan masalah," ujar juru bicara Kementerian Luar Negeri China, Wang Wenbin, dalam konferensi persnya.

Editor: Noverius Laoli