Filipina Gelar Patroli Udara Gabungan dengan AS untuk Melindungi Wilayahnya



KONTAN.CO.ID - BEIJING/MANILA. Filipina dan Amerika Serikat menggelar patroli udara gabungan. Menurut seorang pejabat militer Filipina pada Selasa (20/2/2024), patroli udara gabungan tersebut bertujuan melindungi wilayah dan kepentingan nasional Filipina di Laut China Selatan. 

Sementara, Beijing menuduh Manila mencari-cari masalah baru dengan negaranya.

Mengutip Reuters, jet tempur Filipina dan pesawat pembom AS terbang bersama di atas Laut China Selatan pada hari Senin (19/2/2024), lebih dari seminggu setelah angkatan laut mereka mengadakan latihan maritim bersama dalam menghadapi ketegangan mengenai klaim teritorial di wilayah tersebut.


“Hal ini untuk meningkatkan interoperabilitas kedua angkatan bersenjata dan meningkatkan kemampuan angkatan udara kita dalam melaksanakan mandatnya untuk melindungi wilayah, hak kedaulatan dan kepentingan nasional kita,” kata kepala urusan masyarakat angkatan bersenjata Xerxes Trinidad.

Militer Tiongkok sebelumnya menuduh Filipina mencari-cari masalah dengan melakukan patroli udara bersama dengan negara-negara ekstrateritorial dan kemudian secara terbuka membesar-besarkannya.

Komando Teater Selatan China mengatakan pihaknya mengorganisir angkatan laut dan udara garis depan untuk memonitor secara ketat latihan gabungan pada hari Senin.

Disebutkan pula bahwa pasukan militer China menjaga tingkat kewaspadaan yang tinggi untuk secara tegas mempertahankan kedaulatan nasional.

Baca Juga: Filipina Tuduh Kapal Milik China Melakukan Tindakan Berbahaya di Laut China Selatan

Tiongkok mengklaim kedaulatan atas hampir seluruh Laut China Selatan, yang merupakan jalur pelayaran komersial senilai lebih dari US$ 3 triliun setiap tahunnya, termasuk sebagian zona ekonomi eksklusif Filipina, Vietnam, Indonesia, Malaysia, dan Brunei.

Hubungan Filipina dengan China semakin memburuk selama setahun terakhir ketika Manila memperluas hubungan pertahanan jangka panjangnya dengan Amerika Serikat di bawah kepemimpinan Presiden Ferdinand Marcos Jr.

Filipina menahan diri dari latihan gabungan udara dan laut di Laut China Selatan di bawah kebijakan anti-AS pemimpin pendahulunya Rodrigo Duterte. Sebaliknya, Duterte menganjurkan hubungan yang lebih erat dengan Beijing dan memandang aktivitas pertahanan dengan Washington sebagai hal yang provokatif.

Baca Juga: Ketegangan Meningkat di Pulau-Pulau Taiwan, China Akan Kirim Kapal Penjaga Pantai

Trinidad mengatakan Filipina berharap dapat melakukan lebih banyak kegiatan maritim bersama dengan sekutunya dan mitra-mitra lain yang “berpikiran sama” untuk menjaga Indo-Pasifik yang damai.

Editor: Barratut Taqiyyah Rafie