Filipina Kembali Tegur Tindakan Berbahaya Militer China di Laut China Selatan



KONTAN.CO.ID - Filipina lagi-lagi mengecam kehadiran kapal militer China di sekitar perairan Filipina di Laut China Selatan. Akhir pekan lalu, kapal Angkatan Laut China  membayangi dan berusaha menghalangi kapal Angkatan Laut Filipina yang sedang mengirim logistik.

Mengutip Reuters, sebuah kapal militer China berada di jarak sekitar 320 meter di depan kapal Filipina di dekat pulau Thitu, pos terdepan Filipina yang terbesar dan paling strategis di Laut Cina Selatan.

Panglima Angkatan Bersenjata Filipina, Romeo Brawner, pada hari Minggu (15/10) mengatakan bahwa pergerakan kapal China tersebut sangat berbahaya.


"Manuver berbahaya dan ofensif yang dilakukan oleh Angkatan Laut China (PLAN) ini tidak hanya berisiko menimbulkan tabrakan tetapi juga secara langsung membahayakan nyawa personel maritim dari kedua belah pihak," kata Brawner.

Ini adalah kesekian kalinya Filipina mengecam kehadiran kapal China yang dianggap mengganggu di Laut China Selatan dalam satu bulan terakhir.

China diduga hendak memantau dan memblokir misi pengiriman logistik militer Filipina untuk personel yang bertugas di zona ekonomi eksklusif Filipina di Laut Cina Selatan.

Baca Juga: China Kutuk Filipina, Ini Perselisihan Terbaru Antar 2 Negara di Laut China Selatan

Mengganggu Aktivitas Nelayan

Akhir bulan September lalu, otoritas penjaga pantai Filipina meminta para nelayan untuk tetap melaut dan menangkap ikan dengan normal di Scarborough Shoal, wilayah perairan Laut China Selatan yang disengketakan dengan China.

Penjaga pantai juga menjamin keamanan para nelayan dengan berjanji akan meningkatkan patroli di sana meskipun ada kehadiran kapal China yang semakin jelas.

"Kapal-kapal Filipina tidak dapat mempertahankan kehadirannya secara konstan tetapi berkomitmen untuk melindungi hak-hak nelayan di dalam ZEE. Kami akan meningkatkan patroli di Bajo de Masinloc dan daerah lain di mana para nelayan Filipina berada," kata bicara penjaga pantai, Komodor Jay Tarriela, dikutip Reuters.

Baca Juga: Filipina Minta Nelayannya Tetap Melaut di Wilayah yang Disengketakan dengan China

Pemasangan Pembatas Laut

Pada tanggal 26 September lalu, penjaga pantai Filipina instalasi tanda perbatasan terapung sepanjang 300 meter yang dipasang oleh China.

Pembatas apung itu dipasang oleh China sehingga memblokir akses kapal menuju Scarborough Shoal yang memang telah dikuasai China selama lebih dari satu dekade.

Di kawasan tersebut, China menunjukkan kekuasaannya dengan rutin menempatkan penjaga pantai dan armada kapal penangkap ikan berukuran besar.

Perairan di sekitar Scarborough Shoal atau Pulau Huangyan dekat dengan jalur pelayaran yang mengangkut perdagangan tahunan senilai US$3,4 triliun.

Kedua negara mengklaim kedaulatan atas perairan dangkal tersebut, yang merupakan tempat penangkapan ikan utama sekitar 200 km dari Filipina dan 850 km dari daratan terdekat China.