Filipina lockdown Pulau Luzon, pelanggar karantina bakal ditangkap



KONTAN.CO.ID - MANILA. Filipina, Senin (16/3), mengumumkan lockdown alias penguncian Pulau Luzon dan langkah-langkah karantina rumah yang ketat untuk setengah dari populasi negeri Tagalog, untuk memadamkan penyebaran virus corona baru. 

Selain itu, Filipina menutup jaringan transportasi di Luzon, pulau tempat Ibu Kota Manila berada, dan memerintahkan semua bisnis untuk tutup atau beroperasi dari jarak jauh.

Dalam pengumuman yang disiarkan televisi, Presiden Rodrigo Duterte mengatakan, pembatasan perjalanan dan langkah-langkah yang saat ini berjalan tidak cukup untuk menahan penyebaran virus corona. 


Baca Juga: Malaysia lockdown total seluruh negara selama dua minggu mulai 18 Maret

Sehingga, sudah waktunya untuk mengunci pulau utama negara itu untuk meminimalkan kontak sosial dan memungkinkan petugas kesehatan bergerak dengan cepat guna mengendalikan penularan Covid-19.

Duterte menyatakan kepada para wali kota untuk bertindak tegas guna menegakkan karantina. Dan, dia mengungkapkan, para pelanggar akan ditangkap oleh polisi dan militer juga menghadapi hukuman penjara.

“Jangan salah, kita dalam pertarungan hidup kita,” kata Duterte seperti dikutip Reuters. “Kita berperang melawan musuh yang ganas dan tidak terlihat. Yang tidak bisa dilihat dengan mata telanjang. Dalam perang yang luar biasa ini, kita semua adalah prajurit”.

Baca Juga: Berlakukan lockdown, Prancis: Kita dalam kondisi perang melawan musuh tak terlihat!

Langkah-langkah tersebut akan menjadi salah satu yang paling ketat di Asia. Sebab, negara dengan 107 juta orang berusaha menahan wabah yang meningkat tajam menjadi 187 kasus dari hanya tiga kasus 10 hari yang lalu, dengan 12 kematian.

Menteri Kesehatan Filipina menyebutkan, sudah melakukan hampir 1.000 tes sejauh ini. Sejatinya, Filipina sampai 7 Maret atau sudah enam minggu tanpa kasus virus corona terkonfirmasi.

Karantina rumah adalah perluasan dari lockdown Metropolitan Manila yang berlaku minggu lalu, dan menetapkan pembatasan imigrasi yang ketat, jam malam, larangan pertemuan publik, jarak sosial, penutupan mal, juga penghentian pergerakan tidak penting di dalam dan luar kota.

Baca Juga: Perlambat penyebaran corona, Prancis kerahkan 100.000 polisi lakukan lockdown

“Saya tidak bisa masuk ke permainan tebak-tebakan. Saya harus bertindak. Jika sudah ada penularan dan kasus-kasus yang perlu ditangani, maka pemerintah dapat bergerak lebih cepat,” ujar Duterte. "Kami diberitahu, bahwa (virus corona) itu benar-benar berbahaya".

Editor: S.S. Kurniawan