Filipina Minta para Nelayan Terus Hadir di Perairan yang Disengketakan dengan China



KONTAN.CO.ID -  MANILA - Penjaga pantai Filipina mendesak para nelayan di negara tersebut untuk terus beroperasi di Scarborough Shoal yang menjadi sengketa dan di lokasi-lokasi lain di Laut Cina Selatan. Mereka berjanji akan meningkatkan patroli di wilayah tersebut meskipun ada kehadiran yang dominan dari China.

Meskipun kapal-kapal Filipina tidak dapat berada di sana secara terus-menerus, mereka berkomitmen untuk melindungi hak-hak nelayan dalam zona ekonomi eksklusif (ZEE) negara tersebut, menurut juru bicara penjaga pantai, Komodor Jay Tarriela.

“Kami akan meningkatkan patroli di Bajo de Masinloc dan daerah-daerah lain tempat nelayan Filipina beraktivitas,” ujarnya saat diwawancara oleh radio DZRH, mengacu pada dangkalan yang dikenal dengan nama Filipina, menjadi salah satu wilayah maritim yang paling kontroversial di Asia.


Baca Juga: Filipina Berjanji Tak Akan Mundur Meski Mendapat Ancaman dari China

Pada hari Senin, penjaga pantai menghapus penghalang terapung sepanjang 300 m (980 kaki) yang dipasang oleh Tiongkok, yang sebelumnya memblokir akses ke Scarborough Shoal. Ini merupakan tindakan berani di wilayah yang dikuasai oleh Beijing selama lebih dari satu dekade dengan kehadiran kapal penjaga pantai dan armada besar kapal penangkap ikan.

Respons dari Tiongkok terhadap tindakan tersebut tampaknya terukur. Pada hari Selasa, Kementerian Luar Negeri Tiongkok menyarankan Manila agar menghindari tindakan provokatif dan tidak menciptakan konflik.

Menteri Pertahanan Gilbert Teodoro menegaskan bahwa tindakan penjaga pantai Filipina bukan merupakan provokasi. “Kami hanya bereaksi terhadap aksi mereka,” ujarnya dalam sidang senat pada hari Rabu. “Mereka yang mulai, mereka yang menghalangi nelayan kami.”

Baca Juga: China Getol Latihan Militer, Taiwan Cemas Bakal Terjadi Bentrokan yang Tak Disengaja

Bentangan berbatu di tengah laut ini telah menjadi titik pertikaian diplomatik antara kedua negara. Baik Filipina maupun Tiongkok mengklaim kedaulatan atas dangkalan tersebut, yang menjadi lokasi utama penangkapan ikan, sekitar 200 km (124 mil) dari Filipina dan 850 km (530 mil) dari daratan Tiongkok serta pulau Hainan di bagian selatan.

Editor: Noverius Laoli