Filipina setop kirim pekerja ke Qatar



MANILA. Pemerintah Filipina pada Selasa (6/6) mengatakan pihaknya tidak akan lagi mengirimkan tenaga kerja ke Qatar. Hal ini akan dilakukan hingga krisis politik regional di negara tersebut menjadi jelas.

Seperti yang diketahui, sejumlah negara Arab, termasuk Arab Saudi dan Uni Emirat Arab, sudah memutuskan hubungan diplomatik dengan Qatar. Arab Saudi, misalnya, sudah memblokir seluruh perbatasan darat, laut, dan udara ke Qatar. Sementara, Uni EMirat Arab menutup bandara dan pelabuhan untuk penerbangan dan transportasi kapal Qatar.

Kelompok negara Arab tersebut telah menuduh tetangganya menyokong terorisme dan membuat kawasan timur Tengah menjadi tidak stabil. Qatar sendiri membantah tuduhan tersebut dan mengatakan tuduhan itu tidak berdasar.


Qatar memiliki populasi lebih dari 2,2 juta orang. Namun, mayoritas warga yang tinggal di sana adalah warga asing.

Negara yang kaya gas alam tersebut memang sangat tergantung pada pekerja migran agar perekonomiannya terus berputar. Tenaga kerja asing itu meliputi insinyur, dokter, bankir, juga pekerja konstruksi yang disewa untuk membangun stadium Qatar 2022 soccer World Cup.

Dalam pernyataan resminya, pemerintah Filipina mengatakan kecemasannya terhadap nasib 140.000 pekerja Filipina yang sedang bekerja di Qatar. Apalagi pemblokiran yang dilakukan oleh negara-negara tetangga Qatar dapat menyebabkan kurangnya pasokan makanan.

"Kami tahu bahwa ada fakta Qatar tidak memproduksi makanannya sendiri. Jika terjadi sesuatu dan mereka kehabisan bahan makanan dan terjadi guncangan pangan, sudah pasti pekerja kami yang akan menjadi korban pertama," jelas Silvestre Bello, head of the Philippine Department of Labor and Employment.

Suspensi pengiriman tenaga kerja itu termasuk pekerja baru dan mengembalikan pekerja Filipina.

"Bahkan kepada mereka yang sudah berangkat, kami sudah menunda sementara demi perlindungan mereka sendiri. Karena kami harus mempelajari situasi ini terlebih dulu sebelum kami memperbolehkan kembali keberangkatan pekerja kami. Hal ini demi perlindungan mereka sendiri," kata Bello.

Pemerintah India santai

Selain itu, terdapat pula 650.000 warga India di Qatar. Hal ini menjadikan India sebagai komunitas warga asing terbesar di Qatar. Meski demikian, pemerintah India sejauh ini masih menanggapi santai atas nasib mereka.

"Tidak ada ancaman kepada kami pada situasi ini," demikian ungkap Menteri Luar Negeri India Sushma Swaraj.

"Jika ada hal buruk terjadi, fokus utama kami adalah tidak ada warga India yang terjebak di tengah kekacauan ini karena mereka sudah menetapkan pelarangan perjalanan. Jika ada warga India yang dihentikan, kami akan membawa mereka kembali ke sini," kata Swaraj.

Editor: Barratut Taqiyyah Rafie