KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Perkembangan usaha patungan alias joint venture antara PT Barito Pacific Tbk (BRPT) dengan Indonesia Power berjalan lancar. Direktur BRPT Andry Setiawan mengungkapkan, tahapan joint venture sudah masuk finalisasi terutama terkait EPC contract, yang diharapkan rampung pada Juli nanti. Setelah itu, masuk tahap financing. Joint venture ini berbentuk entitas bisnis yang bernama PT Indo Raya Tenaga. Indo Raya Tenaga ini merupakan special purpose company untuk proyek pembangkitan PLTU Suralaya 9-10 Ultra Super Critical (2 x 1.000 MW). Dengan harga batubara yang dipatok US$ 70 per ton, Andry menilai, justru merupakan hal yang positif bagi perkembangan dunia kelistrikan, karena penetapan tarif ini bertujuan agar harga listrik tidak terlalu mahal. Bagi perusahaan, biaya yang paling besar untuk produksi listrik salah satunya adalah bahan baku.
Finalisasi joint venture Barito Pacific dan Indonesia Power ditarget akhir 2018
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Perkembangan usaha patungan alias joint venture antara PT Barito Pacific Tbk (BRPT) dengan Indonesia Power berjalan lancar. Direktur BRPT Andry Setiawan mengungkapkan, tahapan joint venture sudah masuk finalisasi terutama terkait EPC contract, yang diharapkan rampung pada Juli nanti. Setelah itu, masuk tahap financing. Joint venture ini berbentuk entitas bisnis yang bernama PT Indo Raya Tenaga. Indo Raya Tenaga ini merupakan special purpose company untuk proyek pembangkitan PLTU Suralaya 9-10 Ultra Super Critical (2 x 1.000 MW). Dengan harga batubara yang dipatok US$ 70 per ton, Andry menilai, justru merupakan hal yang positif bagi perkembangan dunia kelistrikan, karena penetapan tarif ini bertujuan agar harga listrik tidak terlalu mahal. Bagi perusahaan, biaya yang paling besar untuk produksi listrik salah satunya adalah bahan baku.