FINN tergoda pembiayaan TKI dan perumahan



JAKARTA. Emiten pembiayaan yang baru melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI), PT First Indo American Leasing Tbk (FINN) akan melebarkan penyaluran pembiayaan ke beberapa sektor. Saat ini sebagian besar penyaluran kreditnya masih didominasi untuk kendaraan bermotor. Sekretaris Perusahaan FINN, Yoga T Halim bilang pihaknya saat ini bakal mengoptimalkan penyaluran pembiayaan multiguna, salah satunya adalah penyaluran kredit untuk Tenaga Kerja Indonesia (TKI). Program ini sudah jalan sejak 2016 lalu. FINN ditunjuk oleh Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI) menjadi salah satu dari lima lembaga pembiayaan non bank yang dapat menyalurkan pembiayaan TKI. "Saat ini pencapaiannya memang belum terlalu besar tapi kita optimis ini menjadi salah satu variasi pembiayaan kita ke depan," ujar Yoga beberapa waktu lalu. Selain itu FINN juga sedang mengkaji penyaluran pembiayaan untuk kredit perumahan jangka pendek. Rencana ini bakal terealisasi pada akhir tahun ini atau awal tahun depan.

Kemudian untuk mendorong kebijakan pemerintah, FINN juga sedang mengkaji penyaluran pembiayaan bidang maritim. Menurut Halim saat ini penyaluran pembiayaan FINN masih didominasi oleh kredit kendaraan mobil yaitu sekitar 99%, sisanya disalurkan untuk pembiayaan TKI. Ke depan dia optimis beberapa sektor yang disasar dapat menjadi tumpuan penyaluran kredit FINN. FINN mematok target tinggi tahun ini. Emiten ini menargetkan dapat menyalurkan kredit senilai Rp 1 triliun dari sebelumnya Rp 550 miliar. Untuk sumber dananya sendiri berasal dari dana hasil IPO sebesar Rp 80,43 miliar, sisanya akan diambil dari kas internal dan pinjaman perbankan. Bukan tanpa alasan, kata Halim, saat ini cabang-cabang yang ada kinerjanya belum pada titik optimal, karena dalam dua tahun ke belakang masih dalam tahap konsolidasi. Lagi pula tiga tahun lalu FINN sempat menyalurkan pembiayaan sebesar Rp 1,3 triliun.

"Jadi sebenarnya kita mau kembali ke jaman itu," katanya. Tak hanya itu, FINN juga mematok target tinggi untuk laba bersih tahun ini mencapai Rp 15 miliar atau tumbuh 96,5% year on year (yoy). Pada kuartal I-2017 FINN berhasil membukukan laba bersih mencapai Rp 3 miliar naik 30,4% dari periode sama tahun sebelumnya Rp 2,3 miliar. Sampai tiga bulan pertama FINN telah menyalurkan 21% pembiayaan dari target yang ditetapkan atau sekitar Rp 210 miliar. Menurut Yoga capaian ini masih on track sebab, berdasarkan historisnya pada kuartal dua ini penyaluran pembiayaan bakal lebih bagus dari kuartal pertama. Saat ini FINN memiliki 36 cabang di seluruh wilayah Indonesia, meskipun demikian penyaluran pembiayaan masih terfokus di pulau Jawa dan Sumatra. "Total penyaluran dua pulau itu menyumbang hampir 50% dari ekspansi kredit," katanya. Secara portofolio pembiayaan berdasarkan jenis kendaraan didominasi oleh mini bus yang mencapai 35%, truk 30,7%, pickup 12,1% dan Sedan 11,3%. Sedangkan berdasarkan merek yang mendominasi adalah Toyota 26,3%, Mitsubishi 21,9%, Daihatsu 13,7% dan Suzuki 10%.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Hendra Gunawan