KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Awal April 2019 terdapat 106 entitas
financial technology (Fintech) peer to peer lending yang terdaftar dan diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Jumlah ini bertambah 7 entitas dibandingkan data Februari 2019 sebanyak 99 entitas. Salah satunya PT Berdayakan Usaha Indonesia (Batumbu) yang bergerak pada pinjaman produktif atau modal usaha bagi perusahaan usaha kecil dan menengah (UKM).
Co-founder dan CEO Batumbu, Sonny Christian Joseph menyatakan fokus pembiayaan dengan sistem kemitraan tertutup. Artinya Batumbu membidik UKM yang dimiliki oleh suatu perusahaan lantaran UKM ini memiliki kualitas kontrol yang baik.
"Saat ini kami sudah bekerja sama dengan tiga mitra yang bergerak di bidang sawit, garmen, dan logistik. Potensinya kami akan membiayai ekosistem dari mitra tersebut mulai dari
buyer, supplier, dan
vendors. Mereka memiliki ribuan UKM yang bisa menjadi calon
borrower yang bisa dibiayai," ujar Sonny di Jakarta, Selasa (9/4). Sonny menyebut mitra tidak akan menjadi penjamin namun menjadi sebagai pembayar dari
borrower. Mitra akan membayar pinjaman
borrower lewat rekening virtual account atas nama
borrower. Batumbu menargetkan dapat menggandeng 8 hingga 10 mitra. yang memiliki ekosistem UKM. "Hingga saat ini belum ada pinjaman yang disalurkan karena kita baru mendapatkan tanda daftar P2p Lending dari OJK semalam. Begitupun dengan jumlah penyedia dana atau
lender belum tercatat karena izin tadi dan kita tidak boleh memegang dana penyedia dana karena aturan regulasi kita hanya boleh megang dana maksimal satu hari, harus secepatnya diberikan kepada
borrower," jelas Sonny. Lantaran masih baru berdiri, Sonny belum menargetkan jumlah pinjaman tahun ini begitupun dengan jumlah
borrower. Namun yang pasti, Batumbu membidik
lender baik institusi maupun ritel dengan minimal dana yang ditempatkan sebesar Rp 100 juta. Adapun pinjaman yang disalurkan maksimal Rp 2 miliar dengan maksimal pinjaman 12 bulan. Namun untuk tahap awal mulai dari 3 bulan. Sedangkan bunga yang ditawarkan tergantung pada risiko calon
borrower.
Guna menjaga kualitas pinjaman, Sonny menyebut pihaknya optimis dapat menekan gagal bayar atau default. Lantaran membidik pembiayaan produktif, mitra sebagai pembayar, serta menggandeng dua asuransi yang akan meng-
cover pinjaman gagal bayar hingga 80%. Asal tahu saja, Batumbu sendiri mulai didirikan sejak September 2018. Fintech ini dijalankan oleh mantan
banker. Sonny sendiri memiliki pengalaman 23 tahun di perbankan mencakup bisnis mikro, UKM, dan Komersial dari bank Danamon, DBS, dan BTN. Manajemen lain Michael Tjahjamulia yang berpengalaman di Bank Danamon dan BTPN. Juga Indah Astuti mantan bankir Danamon, DBS, dan BTPN. Adapun pemegang saham Batumbu adalah Validus Capital Pte Ltd yakni p2p
lending terbesar di Singapura dan Triputra Group. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Handoyo .