KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Fintech peer to peer (P2P) lending PT Berdayakan Usaha Indonesia (Batumbu) menyebut 90% lender yang dimiliki saat ini berasal dari perbankan, sisanya merupakan lender retail. Presiden Direktur Batumbu Tan Glant Saputrahadi mengatakan dari 90% tersebut, totalnya ada 10 perbankan. "Semua bank dari lokal (Indonesia)," ucapnya saat ditemui Kontan.co.id di Kantor Maybank, Jakarta Selatan, Kamis (19/9).
Baca Juga: Perbankan Marak Jalin Kerja Sama dengan Fintech Lending, Begini Respons AFPI Lebih lanjut, Tan menerangkan salah satu kelebihan memiliki lender dari perbankan, yakni
cost of fund-nya lebih murah. Sebab, perbankan melakukan asesmen, kalau dari retail, mereka terkadang tak punya kemampuan asesmen tersebut. Oleh karena itu, lender retail terkadang mengharapkan tetap dibayar karena telah mengambil risiko lebih tinggi. Selain itu, Tan mengatakan lender perbankan biasanya lebih mudah untuk dilakukan review. Sebab, kalau bank ada prosesnya yang disebut regularly review, sehingga setiap 3 bulan atau 6 bulan bisa ketemu untuk mengobrol soal portfolio performance.
Baca Juga: Gandeng Batumbu, Maybank Indonesia Salurkan Kredit Channeling Rp 1 Triliun "Kalau performance-nya sangat baik, mereka bisa memberikan reward tambahan," ujarnya. Tan menyebut sejauh ini ada beberapa bank yang sudah bekerja sama selama 3 tahun dengan Batumbu untuk menyalurkan pinjaman. "Hubungan sangat baik, angka pagu kreditnya juga sangat signifikan dan mereka juga sudah nyaman sekali," kata Tan. Sebagai informasi, PT Bank Maybank Indonesia Tbk telah bekerja sama dengan fintech lending Batumbu berupa penyaluran pembiayaan atau channeling senilai Rp 1 triliun untuk memperluas cakupan pembiayaan dan mendorong pertumbuhan ekosistem bisnis UMKM.
Baca Juga: Marak Kerja Sama Perbankan dengan Fintech Lending, Ini Kata Pengamat Sebagai informasi, berdasarkan data statistik Otoritas Jasa Keuangan (OJK), outstanding loan dari perbankan mencapai Rp 38,61 triliun per Juli 2024.
Nilai itu meningkat 47,37%, jika dibandingkan posisi per Juli 2023 yang sebesar Rp 26,2 triliun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Yudho Winarto