KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Fintech peer to peer (P2P) lending PT Igrow Resources Indonesia atau PT LinkAja Modalin Nusantara (iGrow) sepertinya masih berupaya untuk menyelesaikan masalah gagal bayar. Berdasarkan situs perusahaan per 13 Maret 2025, iGrow tercatat memiliki tingkat risiko kredit macet secara agregat atau TWP90 di level tinggi, yakni sebesar 80,18%. Terkait hal itu, Direktur Utama iGrow Edoardus Satya Adhiwardana menyampaikan pihaknya berencana melakukan upaya penyuntikan modal untuk membenahi permasalahan yang terjadi, sekaligus dalam rangka memenuhi peraturan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) terkait permodalan minimum. "Saat ini, kami sedang berkoordinasi dengan pemegang saham dalam rangka memenuhi ekuitas iGrow sesuai dengan peraturan OJK yang berlaku, serta senantiasa menginformasikan perkembangannya kepada regulator," ungkapnya kepada Kontan, Rabu (12/3).
Fintech iGrow Berencana Lakukan Suntik Modal untuk Selesaikan Masalah Gagal Bayar
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Fintech peer to peer (P2P) lending PT Igrow Resources Indonesia atau PT LinkAja Modalin Nusantara (iGrow) sepertinya masih berupaya untuk menyelesaikan masalah gagal bayar. Berdasarkan situs perusahaan per 13 Maret 2025, iGrow tercatat memiliki tingkat risiko kredit macet secara agregat atau TWP90 di level tinggi, yakni sebesar 80,18%. Terkait hal itu, Direktur Utama iGrow Edoardus Satya Adhiwardana menyampaikan pihaknya berencana melakukan upaya penyuntikan modal untuk membenahi permasalahan yang terjadi, sekaligus dalam rangka memenuhi peraturan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) terkait permodalan minimum. "Saat ini, kami sedang berkoordinasi dengan pemegang saham dalam rangka memenuhi ekuitas iGrow sesuai dengan peraturan OJK yang berlaku, serta senantiasa menginformasikan perkembangannya kepada regulator," ungkapnya kepada Kontan, Rabu (12/3).