KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyampaikan penyelenggara fintech peer to peer (P2P) lending diwajibkan memenuhi ketentuan ekuitas atau permodalan minimum sebesar Rp 7,5 miliar yang mulai berlaku 4 Juli 2024. Setelah itu, fintech lending harus memenuhi ekuitas minimum sebesar Rp 12,5 miliar pada tahun depan. Menanggapi hal itu, Asosiasi Fintech Pendanaan Bersama Indonesia (AFPI) menyatakan kewajiban peningkatan permodalan bertujuan agar perusahaan fintech P2P lending makin kuat. "Dengan meningkatnya modal, menandakan keseriusan dari pemilik perusahaan tersebut dalam menjalankan usaha di bidang industri fintech lending," ujar Ketua Umum AFPI Entjik Djafar kepada Kontan, Selasa (6/8).
Fintech Lending Diwajibkan Tambah Permodalan Setiap Tahun, Ini Respons AFPI
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyampaikan penyelenggara fintech peer to peer (P2P) lending diwajibkan memenuhi ketentuan ekuitas atau permodalan minimum sebesar Rp 7,5 miliar yang mulai berlaku 4 Juli 2024. Setelah itu, fintech lending harus memenuhi ekuitas minimum sebesar Rp 12,5 miliar pada tahun depan. Menanggapi hal itu, Asosiasi Fintech Pendanaan Bersama Indonesia (AFPI) menyatakan kewajiban peningkatan permodalan bertujuan agar perusahaan fintech P2P lending makin kuat. "Dengan meningkatnya modal, menandakan keseriusan dari pemilik perusahaan tersebut dalam menjalankan usaha di bidang industri fintech lending," ujar Ketua Umum AFPI Entjik Djafar kepada Kontan, Selasa (6/8).