Fintech Lending Terapkan Sejumlah Strategi untuk Tekan Angka Kredit Macet



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat tingkat TWP90 pada Februari 2024 sebesar 2,95%. Nilai itu masih sama dengan posisi Januari 2024 sebesar 2,95%, sedangkan TWP90 pada Desember 2023 tercatat sebesar 2,93%.

Mengenai hal itu, sejumlah fintech peer to peer (P2P) lending menerapkan strategi jitu untuk menekan angka kredit macet agar tak meningkat. Salah satunya diterapkan fintech P2P lending 360Kredi.

CEO 360Kredi Kuseryansyah mengatakan kredit macet adalah sesuatu yang tidak diinginkan terjadi. Namun, kata dia, hal itu bukan menjadi hambatan untuk terus tumbuh dan melayani borrower perusahaan.  


"Justru menjadi dorongan kami untuk terus berinovasi. Misalnya, dengan memperkuat proses penilaian kredit, pengetatan credit scoring, tetap melakukan pendekatan yang humanis terhadap proses panagihan, serta pemanfaatan teknologi," katanya kepada Kontan, Selasa (2/4).

Baca Juga: Rasio Kredit Macet Fintech Naik Lagi

Kuseryansyah menerangkan sistem e-KYC yang saat ini dimiliki sudah baik, tetapi seiring berjalannya waktu tetap dibutuhkan inovasi dan investasi demi efisiensi dan efektivitas e-KYC. Berdasarkan itu semua, dia bilang yang paling penting adalah memastikan keberlanjutan penyaluran pendanaan kepada borrower tetap terjaga dan terlayani dengan baik. 

Kuseryansyah memproyeksikan angka kredit macet akan terjaga dengan berbagai mitigasi yang sudah diterapkan perusahaan. Namun, dia menyadari bahwa kondisi ekonomi belum stabil sehingga 360Kredi akan terus mengamati dan mengevaluasi faktor-faktor eksternal yang akan berdampak pada kredit macet perusahaan.

Kuseryansyah memperkirakan penyaluran pendanaan perusahaan terus mengalami pertumbuhan. Dia menyampaikan pertumbuhan tersebut dipengaruhi dari berbagai macam faktor. Hingga kuartal I-2024, 360Kredi telah menyalurkan total pendanaan hingga Rp 2,4 triliun. 

"Prospek tahun ini, 360Kredi cukup optimistis untuk tumbuh lebih tinggi dari pencapaian tahun lalu," kata Kuseryansyah.

Berdasarkan situs resmi perusahaan, angka TKB90 360Kredi pada 2 April 2024 sebesar 98,49%.

Fintech P2P lending Modalku juga menerapkan sejumlah strategi untuk menekan angka kredit macet. Country Head Modalku Indonesia Arthur Adisusanto mengatakan pihaknya akan terus menjaga tingkat TKB90 tetap di atas 95% sesuai dengan standar institusi keuangan. Dia berharap TKB90 bisa terus meningkat hingga 100% dengan berbagai mitigasi risiko yang dijalankan.

Untuk menekan angka kredit macet, Arthur menerangkan Modalku akan terus melakukan evaluasi dan kalibrasi terhadap kriteria credit scoring yang digunakan sebagai salah satu rangkaian dari proses penilaian kelayakan penyaluran pendanaan kepada calon penerima dana. 

"Kriteria tersebut disusun dan dievaluasi berdasarkan riwayat data penyaluran dan pembayaran kembali dari seluruh penerima dana selama ini. Kriteria itu juga mengacu pada prinsip 5C, yakni Character, Capacity, Capital, Condition, dan Collateral yang diatur dalam SEOJK Nomor 19 Tahun 2023," ujarnya kepada Kontan.

Baca Juga: Duh, Masih Ada 8 Fintech P2P Lending yang Belum Penuhi Ketentuan Ekuitas Minimum

Selain itu, sebagai mitigasi di awal, Arthur menyampaikan Modalku juga telah mengimplementasikan e-KYC untuk mengidentifikasi calon penerima dana. Dia berharap langkah mitigasi yang sudah diimplementasikan dapat mencegah maupun meminimalisir permasalahan kredit macet.

Arthur mengatakan Modalku mengalami perbaikan tingkat TKB90. Dia menyampaikan TKB90 pada Februari 2024 sebesar 95,84%, sedangkan Maret 2024 menjadi 97,22%.

"Hal itu disebabkan adanya pembayaran (recovery) dari UMKM penerima dana Modalku yang sempat terhambat proses pengembalian dananya," ujarnya.

Arthur mengatakan hingga akhir kuartal I-2024, Grup Modalku telah berhasil menyalurkan pendanaan melebihi Rp 58 triliun kepada lebih dari 5,1 juta total transaksi UMKM di Indonesia, Singapura, Malaysia, Thailand, dan Vietnam. Jika dibandingkan dengan periode yang sama, total penyaluran pendanaan masih cukup stabil.

Arthur berharap pada tahun ini dapat mencatatkan pertumbuhan yang konsisten dibanding tahun lalu. Dia menyebut Modalku juga terus mengeksplorasi peluang ekspansi ke luar pulau Jawa untuk mendorong distribusi penyaluran pendanaan yang lebih merata. 

"Selain itu, Modalku juga akan terus mengedepankan inovasi dan kolaborasi dengan berbagai pihak dan partner untuk membangun solusi pendanaan yang lebih luas bagi UMKM," kata Arthur. 

Sementara itu, PT Akselerasi Usaha Indonesia atau Akseleran menyatakan sejauh ini tak mengalami kenaikan kredit macet. Group CEO & Co-Founder Akseleran Ivan Nikolas Tambunan menyebut angka TKB90 perusahaan masih terbilang kecil.

"TKB90 kami per hari ini berada di 99,78%, TKB60 di 99,64%, TKB30 di 99,57%, dan TKB0 di 98,86%," katanya kepada Kontan.

Untuk menekan angka kredit macet, Ivan menerangkan pihaknya menerapkan strategi jitu, seperti melakukan asesmen pinjaman secara prudent. Dia menyebut pihaknya memastikan borrower punya uang yang memadai untuk bisa berlanjut pinjamannya. 

"Underlying pinjamannya (invoice/po/inventory) valid, dan history credit si borrower juga baik. Hal itu yang menjadi kunci kami bisa memiliki tingkat kredit macet yang rendah. Ditambah lagi sebagai lini pertahanan terakhir, kami menyediakan credit insurance yang cover 99% pokok pinjaman tertunggak. Dengan demikian, lender kami benar-benar mendapatkan peace of mind," ujarnya.

Oleh karena itu, Ivan menargetkan angka kredit macet perusahaan pada tahun ini tidak lebih dari 1%. Dia optimitis perusahaan bisa mencapai target tersebut.

Baca Juga: Outstanding Pembiayaan Fintech P2P Lending Capai Rp 61,10 Triliun pada Februari 2024

Ivan juga menerangkan penyaluran pendanaan pada kuartal I-2024 sekitar Rp 700 miliar hingga Rp 730 miliar. Dia bilang secara kuartalan naik 10%, dibanding kuartal IV-2023. Angka kuartal I-2024 itu terbilang stabil dibanding kuartal I-2023. 

"Tahun ini, kami punya target tumbuh 30% secara Year on Year, dengan total penyaluran sekitar Rp 3,7 triliun hingga Rp 3,8 triliun," ungkapnya.

Ivan menerangkan pihaknya secara profitabilitas juga terus meningkat. Dia mengatakan pada tahun ini, dari Januari 2024 hingga Maret 2024 sudah profit dan satu tahun ini seharusnya juga terus profit. 

Akseleran pada periode Januari 2023 hingga Maret 2023 menyatakan masih merugi. Dia menerangkan opex perusahaan berhasil turun sekitar 40% dibanding tahun lalu, sedangkan revenue ditargetkan naik 30% sejalan dengan target kenaikan penyaluran volume pinjaman Akseleran.

Sebagai informasi, OJK mencatat outstanding pembiayaan fintech P2P lending pada Februari 2024 mencapai Rp 61,10 triliun. Adapun pencapaian pada Februari 2024 tumbuh sebesar 21,98% Year on Year (YoY). 

 
 
 
 
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Handoyo .