Fintech P2P lending jor-joran menyalurkan pinjaman



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pertumbuhan pinjaman yang disalurkan perusahaan teknologi finansial peer to peer lending (p2p lending) yang berfokus memberi pinjaman pada segmen produktif, di tahun 2017 mengalami pertumbuhan signifikan.

PT Investree Radhika Jaya misalnya, mencatat pertumbuhan pinjaman sebesar 1.000%, lalu Modalku mencatat pertumbuhan pinjaman 10 kali lipat.

CEO Investree Adrian Gunadi bilang perusahaannya telah menambah angka pertumbuhan dari sebelumnya Rp 525 miliar pada bulan Desember 2017, kini mencapai di Rp 606 miliar di bulan Januari 2018. Ia mengatakan kemungkinan juga ada perubahan target perusahannya dari target sebelumnya yakni Rp 1 triliun. “Kita lihat nanti Juni, ada revisi,” kata Adrian kepada Kontan.co.id baru-baru ini.


Adrian optimistis setelah pihaknya telah melakukan berbagai kerja sama dengan e-commerce. Sekadar catatan, Investree kini sudah menggaet Tokopedia, Lazada, dan Bukalapak sebagai mitra kolaborasinya.

Selain itu, ia juga mengatakan akan bekerjasama dengan perbankan. Namun, saat dihubungi Adrian belum bisa menyebut nama bank yang akan dijadikan sebagai mitra bisnis. “Masih finalisasi, mudah-mudahan semester satu sudah bisa disampaikan,” jelasnya.

Pada awal tahun 2018, Investree juga sudah meluncurkan produk p2p lending yang berbasis syariah. Diharapkan dari target Rp 1 triliun di tahun ini, pinjaman syariah Investree bisa berkontribusi 20%.

Sementara itu CEO Modalku Reynold Wijaya juga meyakini pertumbuhan pinjaman perusahaanya akan tumbuh signifikan. Sebagai salah satu perusahaan p2p lending yang juga bermain di pasar Asia Tenggara, perusahannya kini telah menyalurkan pinjaman sekira Rp 1,15 triliun dari sebelumnya Rp 1 triliun di bulan Desember 2017.

Untuk di Indonesia sendiri, Reynold mengatakan di pertengahan Februari, perusahaanya telah menyalurkan pinjaman Rp 100 miliar terhitung sejak awal tahun ini atau jika ditotal dengan penyaluran pinjaman yakni sekira Rp 600 miliar lebih. Per Desember 2017, Modalku mencatat penyaluran pinjaman di angka sekira Rp 500 miliar.

Saat ini, Reynold belum bisa mengatakan berapa target pertumbuhan di 2018. Baginya, yang lebih penting yakni mengupayakan agar perusahaan p2p lending bisa mendapat kepercayaan dari publik. “Karena kita hanya bisa berkembang kalau publik percaya kami,” kata Reynold saat dihubungi Kontan.co.id pada Jumat (16/2).

Ke depan, Reynold belum bisa memastikan terkait adanya produk baru dari Modalku. Hingga saat ini, pihaknya masih mempelajari peluang untuk menciptakan produk baru tersebut. “Mungkin ada, tapi masih belum pasti,” ujarnya.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Sanny Cicilia