Fintech pertanian dinilai masih potensial untuk berkembang



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Asosiasi Fintech Pendanaan Bersama Indonesia (AFPI) mengatakan, masih potensial untuk berkembang pesat. Alasannya selain sebagai negara maritim, Indonesia juga adalah negara agraris.

Kepala Bidang Kelembagaan dan Humas AFPI Tumbur Pardede mengatakan akses finansial kepada sektor UMKM pertanian masih terbatas.

Baca Juga: Kredit Pintar kaji salurkan pinjaman ke sektor pertanian


"Melalui fintech lending, yang memiliki analisa dan metode berbeda memakai teknologi algoritma dengan institusi keuangan konvensional, serta kecocokan dengan kebutuhan permodalan pelaku usaha UMKM pertanian, maka potensi permodalan ke depan akan semakin meningkat," kata Tumbur kepada Kontan.co.id.

Tumbur juga bilang, fintech lending sektor produktif akan menekankan kepada para pelaku usaha yang bergabung dalam suatu ekosistem atau kelompok dimana melalui kerjasama dengan ekosistem atau kelompok tersebut, mampu memberikan data transaksi usaha atau data pendapatan para pelaku usaha yang membutuhkan permodalan.

Dimana data-data tersebut merupakan parameter yang penting bagi fintech lending.

Baca Juga: TaniFund telah salurkan pinjaman sebesar Rp 86,8 miliar kepada 1.500 petani

Fintech perlu membangun sistem pendukung bagi para petani. Mulai dari sarana produksi berkualitas seperti bibit dan pupuk, akses pemasaran, dan juga instrumen perlindungan melalui asuransi.

Oleh karena itu, menurut dia, keberadaan fintech pertanian menjadi harapan besar bagi petani-petani di negara ini.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Tendi Mahadi