Fintech Samir Beberkan Penyebab Anak Muda Sering Jadi Penyumbang Kredit Macet



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Fintech peer to peer (P2P) lending PT Sahabat Mikro Fintek (Samir) menyebut bahwa kelompok usia 19-34 tahun sering menjadi penyumbang cukup besar secara statistik untuk kredit macet. CEO Samir Yonathan Gautama mengatakan ada sejumlah penyebab yang membuat hal itu terjadi.

Salah satunya faktornya, seperti kurangnya literasi keuangan, pengelolaan keuangan pribadi yang belum matang, serta kondisi ekonomi yang mungkin dihadapi, seperti kebutuhan gaya hidup atau tanggungan mendesak.

"Kami juga mengamati bahwa beberapa pengguna muda terkadang kurang memahami risiko atau kewajiban yang terkait dengan pinjaman, yang akhirnya berdampak pada ketidakmampuan memenuhi kewajiban pembayaran secara tepat waktu," katanya kepada Kontan, Kamis (16/1).


Baca Juga: OJK: Ada 6.348 Aduan Terkait Anak Muda yang Terjerat Pinjol Ilegal pada 2024

Lebih lanjut, Yonathan mengungkapkan pihaknya mengimplementasikan berbagai langkah untuk memitigasi risiko kredit macet, terutama pada segmen usia muda, seperti kampanye literasi keuangan yang kami lakukan secara berkala baik secara online maupun offline.

"Kami berupaya meningkatkan pemahaman pengguna tentang pentingnya pengelolaan keuangan yang sehat," ujarnya.

Selain itu, Yonathan menerangkan sistem credit scoring yang dirancang Samir juga dipastikan lebih ketat untuk menilai kemampuan finansial calon penerima dana. Dengan demikian, Samir dapat memastikan pendanaan diberikan kepada individu dengan kemampuan pembayaran yang memadai.

Baca Juga: Kredit Menganggur Perbankan Masih Menumpuk, Ini Pemicunya

Saat ini, Yonathan bilang TWP90 perusahaan per Desember 2024 tercatat di bawah 2%. Dia menyebut pihaknya akan terus menjaga stabilitas TWP90 dengan beberapa strategi. Misalnya, melalui teknologi analisis data untuk memantau perilaku pembayaran pengguna secara real-time, sehingga potensi risiko dapat diidentifikasi lebih awal. 

"Kami juga bekerja sama dengan lembaga kredit dan regulator untuk memastikan integritas data dan sistem penilaian kredit yang lebih baik," kata Yonathan.

Sebagai informasi, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyampaikan pembiayaan bermasalah atau kredit macet fintech P2P lending didominasi oleh kalangan usia 19-34 tahun atau anak muda dengan porsi 53,48% per November 2024. Adapun tingkat risiko kredit macet secara agregat atau TWP90 industri fintech lending tercatat sebesar 2,52% per November 2024.

Selanjutnya: IHSG Naik 0,39% pada Kamis (16/1), Simak Proyeksi dan Rekomendasi Saham Untuk Esok

Menarik Dibaca: Susu dan 4 Minuman Penyebab Jerawat yang Tidak Boleh Dikonsumsi Berlebihan

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati