Fintech semakin gencar lakukan kolaborasi dengan perbankan



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kolaborasi antara fintech dengan perbankan terus meningkat. Keduanya sama-sama memiliki kekuatan dan kelemahan masing-masing sehingga kolaborasi diperlukan untuk menutupi kekurangan diantara kedua belah pihak. 

Asosiasi Fintech Pendanaan Bersama Indonesia (AFPI) menyatakan, kehadiran fintech telah memberikan solusi yang bisa melengkapi ekosistem perbankan melalui berbagai layanan yang diberikan. Kehadiran fintech sangat penting untuk memberikan akses keuangan bagi masyarakat unbanked dan underbanked.

"Kehadiran fintech bisa melengkapi dan kolaborasi dengan perbankan arahnya ke partnership. Misalnya untuk lending, fasilitas loan-nya dari perbankan, sedangkan fintech yang menyalurkannya ke masyarakat, atau dari credit scoring kita bantu perbankan menyasar target yang lebih luas lagi," kata Ketua Bidang Humas AFPI Andi Taufan, Selasa (24/8).


Andi melihat tren fintech belakangan ini juga sangat dinamis. Apalagi sampai saat ini masih banyak masyarakat yang kesulitan mengakses pendanaan dari perbankan, baik individu maupun pelaku usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM).

Baca Juga: Pemerintah didorong manfaatkan penetrasi teknologi digital dalam penyaluran bansos

“Kemudian untuk mereka yang secara profile agak susah dapat layanan keuangan perbankan, fintech memberikan layanan alternatif credit scoring, sehingga tetap bisa dijustifikasi risikonya berapa. Mungkin secara rate bisa lebih murah atau lebih mahal, itu relatif. Kemudian ada alternatif investasi yang mendanai langsung ke sektor riil, ke UMKM. Ada risiko kredit default-nya, tetapi return-nya juga ada,” kata Andi.

Andi menyebut, ke depan, masih banyak fintech pendanaan yang lahir di tengah era digitalisasi. Keberadaan fintech diharapkan bisa meningkatkan literasi dan inklusi masyarakat bukan hanya layanan, sehingga dapat membantu nasabah naik kelas. Juga memberikan solusi dan bisa melengkapi ekosistem perbankan.

Sementara itu, salah satu pemain fintech P2P Lending PT Akseleran Keuangan Inklusif Indonesia menyebut, sudah bekerja sama dengan beberapa bank seperti, PT Bank Mandiri, PT Bank Central Asia, Bank Jago, dan Bank J-Trust, ada juga BPR dan beberapa multifinance dalam penyaluran pinjaman.

"Kami open dengan bank manapun, asal cost of fund-nya kompetitif. Sampai saat ini sudah sekitar 20% pinjaman yang disalurkan Akseleran itu dari perbankan," kata Ivan Tambunan, CEO & Co-Founder Akseleran.

Menurutnya, beberapa kriteria bank yang bisa diajak kerja sama yaitu cost of fund kompetitif, dan risk acceptance kriterianya atau appetite-nya sesuai dengan produk Akseleran.

Baca Juga: Digitalisasi layanan, Bank Mandiri kenalkan Mandiri EDC android

Selain itu, pemain fintech lending lain seperti Modal Rakyat juga mengaku, hingga saat ini sudah bekerjasama dengan 8 Bank dan BPR. Antara lain, Bank Jago, BRI Agro, Bank BRI, Bank Mandiri, dan beberapa BPR.

CEO Modal Rakyat, Hendoko Kwik mengatakan, pendanaan yang sudah disalurkan kurang lebih 40% dari total penyaluran Modal Rakyat, pihaknya dapatkan dari bank dan multifinance. "Kami tidak membatasi bank atau lembaga keuangan yang ingin berpartner dengan Modal Rakyat, kami membuka selebar-lebarnya kerja sama dengan seluruh pihak bank dengan Bank atau Lembaga keuangan lainnya," ujar Hendoko.

Hendoko menyebut, saat ini pihaknya merencanakan tambahan lima lembaga keuangan untuk membantu target disburse Modal Rakyat yaitu dengan nilai pendanaan di angka Rp 2 triliun.

Selanjutnya: Tingkatkan transaksi, pemain fintech pembayaran gaet industri transportasi

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Handoyo .