Fintech Urun Dana Bersiap Tumbuh Signifikan di 2022



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Tak hanya perusahaan-perusahaan besar yang ramai melakukan IPO sepanjang tahun lalu, UMKM pun juga ikut menerbitkan saham melalui fintech securities crowdfunding (SCF) alias fintech urun dana.

Oleh karenanya, memasuki tahun 2022 ini, beberapa pemain fintech urun dana ini menatap dengan optimisme. Bagaimana tidak? Di tahun 2021, pertumbuhan industri ini bisa terbilang signifikan.

Asosiasi Layanan Urun Dana Indonesia (ALUDI) mencatat sepanjang tahun 2021, total dana yang disalurkan kepada penerbit UMKM meningkat lebih dari 115,48% hingga mencapai lebih dari Rp 412 miliar.


Sementara itu, total penerbit pun mencapai 192 penerbit dari yang sebelumnya di tahun 2020 hanya sekitar 129 penerbit.

Baca Juga: OJK Perpanjang Kebijakan Stimulus Dampak Covid-19 Sektor Industri Keuangan Non Bank

Optimisme tersebut juga didukung dengan masih minimnya pemain fintech urun dana yang masih memiliki peluang besar tersebut. Tercatat, baru ada sekitar 7 pemain fintech urun dana sepanjang 2021, hanya bertambah 3 dari tahun sebelumnya.

“Dengan mulai pulihnya ekonomi Indonesia di tahun 2022 ini dari sisi neraca perdagangan surplus dan indeks konsumsi dan produksi yang meningkat, semakin membangkitkan kinerja para pelaku bisnis UMKM, menyebabkan pertumbuhan industri SCF dari sisi total pendanaan, jumlah penerbit dan jumlah pemodal, serta awareness masyarakat diproyeksikan akan jauh lebih tinggi dibandingkan tahun 2021,” ujar Heinrich Vincent, Wakil Ketua ALUDI kepada Kontan.co.id, beberapa waktu lalu.

Hanya saja, Vincent mengakui masih ada tantangan yang dihadapi yaitu mengenai edukasi dan awareness masyarakat akan skema Securities Crowdfunding yang masih tergolong baru.

Selain dari sisi investor, Vincent menyoroti awareness dan kesiapan para pelaku bisnis UKM untuk bisa memanfaatkan peluang pendanaan melalui Securities Crowdfunding juga menjadi penting, sebagai bentuk solusi pendanaan di sektor pasar modal, yang kini terjangkau oleh pelaku bisnis UMKM.

Vincent yang juga merupakan bos dari PT Investasi Digital Nusantara alias Bizhare mengatakan bahwa pertumbuhan pun dirasakan oleh platform miliknya. Di Bizhare total pendanaan melalui efek saham dan sukuk per 3 Januari 2022, telah mencapai Rp 73 miliar, yang diinvestasikan kepada 66 Penerbit, dengan 115,000 investor.

“Di tahun 2022 ini, kami optimistis untuk bisa mencapai pertumbuhan 2-3 kali lipat, dengan meningkatkan inovasi produk, kolaborasi dengan berbagai stakeholders, hingga akuisisi investor secara lebih masif,” imbuh Vincent.

Baca Juga: OJK Memperpanjang Kebijakan Stimulus LJK IKNB dan Restrukturisasi Pembiayaan

Sementara itu, PT Crowddana Teknologi Indonusa atau CrowdDana juga menetapjkan target tinggi di tahun ini, setelah mencapai 9 penerbit dengan total investasi Rp 17 miliar di tahun lalu. Perusahaan pun menargetkan mendapatkan 30 penerbit dengan total investasi Rp100 miliar.

“Sekarang  kami fokus pada (pemilik usaha) SPBU dan F&B Karena permintaan yang besar dari pemodal,” ujar Co-Founder sekaligus Chief Product & Marketing Officer CrowdDana Stevanus Iskandar Halim.

Sekadar informasi saja, Penerbit yang ada di CrowdDana meliputi project-project seperti minimarket, SPBU, rumah kos, dan bisnis-bisnis F&B.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Yudho Winarto