JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diperkirakan rawan terkoreksi di tengah peningkatan resiko pasar saham global dan kawasan. David Nathanael, analis First Asia Capital mengatakan meningkatnya risiko pasar saham kawasan dan global akan memicu aksi ambil untung pada perdagangan hari ini. Perkiraannya, IHSG akan rawan terkoreksi di kisaran support 4.560- 4.525 dan resistance 4.620- 4.670.
Pada perdagangan kemarin (6/1), IHSG dibtutup menguat 1,12% di level 4608,982 di tengah pergerakan pasar emerging market yang masih mengalami tekanan menyusul pelemahan Yuan China dan ketegangan geopolitik di Semenanjung Korea setelah Korea Utara mengumumkan keberhasilannya menguji coba bom hydrogen. "Indeks The MSCI Emerging Market kemarin koreksi 1,1%," ungkap David dalam riset yang diterima KONTAN, Kamis (7/1). Dia menilai penguatan IHSG kemarin terutama ditopang aksi beli pemodal asing yang tercermin dari pembelian bersih asing mencapai Rp385 miliar terutama menyasar sejumlah saham emiten BUMN yang bergerak di sektor infrastruktur. Sebelumnya pasar juga menyambut positif langkah pemerintah yang menurunkan harga sejumlah komponen energy seperti harga BBM bersubsidi dan tarif listrik yang dinilai bisa mengangkat kembali daya beli masyarakat. Namun penguatan IHSG kemarin, lanjut David, berlangsung di tengah meningkatnya resiko pasar global dan kawasan sebagaimana tercermin dari anjloknya bursa saham global tadi malam dan penurunan kembali harga minyak mentah dunia. Indeks Eurostoxx di kawasan Euro kemarin koreksi 1,22% di 3139,32. Indeks DJIA dan S&P di Wall Street tadi malam koreksi masing-masing 1,47% dan 1,31% tutup di 16906,51 dan 1990,26. Sedangkan harga minyak mentah kembali anjlok hingga 5,5% ke level terendah baru di USD33,99/barel. Menurut David, meningkatnya resiko pasar global terutama dipicu kekhawatiran perlambatan ekonomi China setelah kemarin PBoC kembali menurunkan kurs referensi Yuan ke level terendah sejak April 2011.