First State rilis reksadana campuran dollar baru



JAKARTA. Mulai besok, PT First State Investments Indonesia (FSI Indonesia), akan menawarkan reksadana campuran berdenominasi dollar yang baru. Reksadana ini bernama First State Indonesian USD Balanced Plus Fund (FSI USD Balanced Plus Fund) dengan nilai aktiva bersih (NAB) awal senilai US$ 1 per unit penyertaan.

Nasabah yang hendak membelinya akan terkena subscription fee antara 1%-2% dan redemption fee maksimal 2%. Reksadana ini telah mendapatkan pernyataan efektif dari Bapepam-LK pada tanggal 28 Mei lalu.

"FSI USD Balanced Plus Fund merupakan reksadana campuran yang didesain untuk mencapai kenaikan nilai kapital dan memberikan pendapatan dalam jangka panjang,” tutur Hario Soeprobo, Presiden Direktur FSI Indonesia. Dalam mengelola investasi, reksadana ini memakai pendekatan aktif dan disiplin investasi pada aset yang berkualitas.


Reksadana ini akan menanamkan dana pada saham dan surat utang yang diperdagangkan di dalam maupun luar negeri, serta instrumen pasar uang dalam negeri yang berdenominasi dollar AS.

Perincian alokasinya adalah, minimal 25% dan maksimal 75% pada efek saham, serta minimal 25% dan maksimal 75% di efek bersifat utang dan pasar uang. “Untuk investasi obligasinya, sementara ini kami akan melakukan penempatan di obligasi berdenominasi USD yang dikeluarkan pemerintah Indonesia,” imbuh Head of Fixed Income FSI Indonesia Eli Djurfanto. Lebih lanjut, FSI USD Balanced Plus Fund menggunakan acuan kinerja rata-rata antara 50% IHSG (dalam US$) ditambah 35% obligasi pemerintah Indonesia berdenominasi US$ dengan periode jatuh tempo 5 tahun dan juga 15% rata-rata deposito berjangka US$ bertenor 1 bulan. Hazrina R. Dewi, Direktur dan Head of Equity FSI Indonesia menambahkan bahwa PT First State Investments Indonesia memiliki keunikan yaitu memakai pendekatan bottom-up dalam proses investasinya. Maksudnya, tim investasi FSI Indonesia bertumpu pada riset komprehensif atas seluruh saham di bursa untuk mencari saham-saham unggulan yang berpotensi memberikan imbal hasil tinggi dalam jangka panjang.

FSI Indonesia melihat sekarang adalah waktu yang tepat untuk meluncurkan reksadana campuran berdenominasi USD. Kebijakan The Fed menahan bunga rendah sampai 2014 akan membuat investor mengatur kembali alokasi asetnya. Investor akan mengalihkan sebagian asetnya ke instrumen investasi dengan imbal hasil yang atraktif dibandingkan deposito dolar. Sebelumnya FSI Indonesia telah memiliki 5 reksa dana saham, yaitu FSI Sectoral Fund, FSI Dividend Yield Fund, FSI Value Select Fund, FSI Peka Fund dan FSI High Conviction Fund. Selain itu ada dua reksa dana campuran, yaitu FSI Balanced Fund, dan FSI MultiStrategy Fund.

FSI juga sudah memiliki satu reksadana pendapatan tetap yaitu FSI Bond Fund dan reksadana pasar uang yaitu FSI Money Market Fund.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: