KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Nasib PT First Anugerah Karya Wisata alias First Travel di ujung tanduk. Janji untuk memberikan kepastian keberangkatan kepada jemaahnya hingga kini belum juga berbuah nyata. Salah satu pengurus Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang (PKPU) First Travel Abdillah mengatakan hingga saat ini bos First Travel Andhika Surachman, dan Annisa Hasibuan masih tak koperatif menunaikan kewajibannya dalam PKPU. "Kita berusaha mendesak Andhika dan Annisa agar mereka terbuka. Sampai sekarang kan mereka belum terbuka," katanya kepada Kontan.co.id pekan lalu.
Sialnya, kata Abdillah jika tetap tak kooperatif, First Travel terancam pailit. Sebab katanya ia telah berkonsultasi dengan hakim pengawas atas kondisi PKPU First Travel. Jika kondisi berlarut, hakim pengawas kata Abdillah menyarankan untuk segera menggelar rapat pemungutan suara alias voting perdamaian. "Kemarin sudah laporan ke hakim pengawas mengenai kondisi ketakpastian ini. Jadi tanggapan hakim pengawas, kalau tak ada perkembangan 16 April 2018 voting saja. Tapi kami terus berupaya untuk melakukan negosiasi ke Andhika," jelasnya. Selain terancam pailit, lantaran tak kooperatif, pihak ketiga yang berminat memberangkatkan jemaah First Travel juga berpotensi hengkang. Dari pemberitaan Kontan.co.id sebelumnya, terdapat pihak ketiga, yaitu sebuah biro haji dan umroh yang berminat menggarap jemaah First Travel yang ditelantarkan. Hanya saja, pihak ketiga tersebut meminta beberapa syarat kepada First Travel yaitu, akses data jemaah, garansi bank, dan pengelola dan tempat baru. "Itu yang mereka minta, tempat, IT, dan garansi bank. Ya kalau itu tak disediakan bisa batal. Tapi sampai sekarang memang pihak ketiga ini belum menyatakan membatalkan," jelas Abdillah. Oleh karenanya, Abdillah bersama beberapa kreditur First Travel berencana mengunjungi Andhika dan Annisa di penjara pada Selasa (10/4) mendatang guna menagih kepastian. Sementara itu, sejak Kamis lalu, Kontan.co.id belum berhasil menghubungi kuasa hukum First Travel Rudi Yuwono. Nomor ponselnya tak aktif saat dihubungi. Padahal, sebelumnya Rudi sempat memberi kepastian soal janji keberangkatan jemaah First Travel pada rapat kreditur pertengahan Maret lalu. Kala itu Rudi menyebutkan bahwa First Travel kini tengah membentuk manajemen baru dan telah memiliki gedung untuk beroperasi kembali.
Sementara saat dihubungi Kontan.co.id pada akhir Maret, Rudi menyatakan bahwa dua bos First Travel tersebut memang belum merealisasikan perkembangan apa pun. "Waktu rapat kreditur kita menjanjikan bahwa awal April sudah ada kepastian keberangkatan, makanya kami terus mendesak Andhika dan Annisa untuk segera membentuk manajemen baru. Mereka bilang sih oke terus, tapi sampai sekarang belum ada progres," jelasnya kepada Kontan.co.id, Selasa (27/3) lalu. Dalam proses PKPU ini sendiri, Abdillah memperkirakan ada 63 ribu lebih jemaah First Travel dengan nilai tagihan mencapai Rp 1,1 triliun yang perlu segera diselesaikan oleh First Travel. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Yudho Winarto